Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menilai bahwa operasi modifikasi cuaca (OMC) telah efektif dalam menekan intensitas hujan di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan wilayah sekitarnya.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa selama hampir satu bulan operasi, intensitas hujan di tiga provinsi terdampak banjir dan longsor telah menurun secara signifikan.
“Jumlah hari tanpa hujan dalam sebulan terakhir tercatat lebih tinggi dibanding hari dengan hujan,” kata Muhari dalam konferensi pers yang dipantau dari sini pada Kamis.
Namun, Muhari mengakui bahwa hujan berintensitas tinggi masih terjadi di beberapa titik dan memicu banjir susulan di beberapa wilayah, termasuk Kecamatan Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat.
BNPB menilai bahwa kondisi seperti itu sangat mungkin terjadi mengingat pola cuaca saat ini yang dinamis, terutama di sebagian besar wilayah Sumatera yang sedang berada dalam fase puncak musim hujan.
Meski begitu, Muhari memastikan bahwa tim gabungan dari BNPB, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Tentara Nasional Indonesia (TNI) akan terus berupaya mengendalikan potensi hujan melalui skema operasi modifikasi cuaca.
“Berdasarkan informasi yang diterima hari ini, tidak ada korban tambahan atau dampak baru selain banjir dan longsor yang terjadi sekitar sebulan lalu,” ujarnya, sambil menyampaikan apresiasi atas kerjasama semua pihak.
Menurut laporan BNPB hingga Kamis sore, banjir dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara telah mengakibatkan 489.864 orang mengungsi. Sementara itu, korban jiwa mencapai 1.135 orang, dengan 173 orang masih dinyatakan hilang. Aceh mencatat 503 korban meninggal, Sumatera Utara 371, dan Sumatera Barat 261.
Berita terkait: Sumatra pascabanjir: Penanganan sejalan dengan pemulihan lingkungan
Berita terkait: Sumatera Barat: BMKG peringatkan bencana hidrometeorologi pascagempa
Penerjemah: Prasetyo, Kenzu
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025