Netanyahu Mengungkapkan 3 Persyaratan Kesepakatan dengan Hizbullah di Lebanon

loading…

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto/anadolu

TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menguraikan tiga syarat untuk kesepakatan dengan kelompok Lebanon, Hizbullah.

Berbicara kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, Netanyahu menyerukan agar Hizbullah dijauhkan dari perbatasan utara Israel, penutupan jalur pasokannya dari Suriah dan pemberian kebebasan kepada Israel untuk bertindak di Lebanon selatan.

Netanyahu membingkai konflik yang sedang berlangsung sebagai konflik yang dilancarkan di “tujuh front” yakni Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Yaman, Iran, Irak dan Suriah, semuanya berasal dari Iran, seperti yang dikatakannya.

Amerika Serikat (AS), sekutu utama Israel, menjadi penengah antara Tel Aviv dan Beirut untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata guna mengakhiri lebih dari setahun serangan antara Hizbullah dan Israel.

Menurut penyiar publik Israel, KAN, Utusan AS Amos Hochstein akan tiba di Beirut pada hari Selasa (19/11/2024) untuk menerima tanggapan Lebanon atas usulan gencatan senjata AS.

Hochstein juga diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Israel pada hari Rabu.

Israel menginginkan perjanjian apa pun yang mengizinkan militernya untuk menyerang apa yang dianggapnya sebagai pelanggaran terhadap ketentuan gencatan senjata, suatu syarat yang ditolak Lebanon.

Pekan lalu, Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri mengonfirmasi Beirut telah menerima usulan AS untuk gencatan senjata dengan Israel.

Namun, dia membantah usulan tersebut “mencakup segala jenis kebebasan bergerak bagi tentara Israel di Lebanon,” suatu syarat yang dia gambarkan sebagai “tidak dapat diterima” dan tidak dapat dinegosiasikan.

Dia menegaskan kembali penolakan Lebanon untuk berkompromi atas kedaulatannya.

MEMBACA  Terus Terang! Shin Tae Yong Mengomentari Kinerja Wasit dalam Pertandingan Bahrain vs Timnas Indonesia

Tinggalkan komentar