MURI Catat Rekor Dunia untuk Tari Mandau Pulang Pisau

Rabu, 2 Juli 2025 – 14:37 WIB

Jakarta, VIVA – Tari Mandau kolosal yang digelar untuk memeriahkan hari jadi Kabupaten Pulang Pisau ke-23 di Stadion HM Sanusi tidak hanya tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), tapi juga layak memecahkan rekor dunia. Tarian ini melibatkan lebih dari 1.000 penari pada Rabu, 2 Juli 2025.

Baca Juga:
Warga Nepal Pecahkan Rekor Dunia dengan Mencapai Puncak Gunung Everest ke-31

Senior Manager MURI, Triyono, yang ditugaskan ke Kabupaten Pulang Pisau, meminta maaf setelah verifikasi lapangan. Ternyata, Tari Mandau ini tidak dicatat sebagai rekor Indonesia, melainkan sebagai rekor dunia.

“MURI mencatat Tari Mandau ini sebagai rekor dunia,” kata Triyono.

Baca Juga:
Wow! Solo Gelar Bukber Terpanjang, Langsung Pecahkan Rekor MURI!

Triyono menjelaskan bahwa komunikasi dan koordinasi untuk pemecahan rekor ini sudah intens dilakukan sejak Mei lalu. Banyak syarat yang harus dipenuhi, dan semuanya tidak mudah.

Menurutnya, pencatatan Tari Mandau sebagai rekor dunia beralasan karena tarian ini bukan sekadar pertunjukan seni, tapi juga warisan budaya penuh makna dan menjadi identitas masyarakat setempat.

Baca Juga:
Terima Penghargaan MURI soal Sterilisasi Kucing, Pramono Ingin Tiap Wilayah Jakarta Punya Puskesmas Hewan

“Dengan menjaga budaya, kita juga menjaga jiwa dan jati diri bangsa Indonesia. Itulah mengapa MURI mencatat tarian ini sebagai rekor dunia,” tambahnya.

MURI juga memberi apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, Dewan Adat Dayak (DAD), dan masyarakat yang berhasil menciptakan karya luar biasa ini. Tari Mandau kolosal kini menjadi saksi sejarah bahwa budaya ini milik Indonesia dan dipersembahkan untuk dunia.

Bupati Pulang Pisau, Ahmad Rifa’i, bersyukur karena komitmennya bersama DAD untuk melestarikan budaya mendapat apresiasi besar dari berbagai pihak.

MEMBACA  Kerjasama kunci untuk meningkatkan partisipasi politik perempuan: MPR

“Budaya kami adalah identitas. Kami berkomitmen menciptakan Pulang Pisau Berbudaya dengan melestarikan keanekaragaman budaya yang ada,” ujarnya.

Ahmad Rifa’i juga menyatakan bahwa pencatatan Tari Mandau ke MURI adalah upaya menjaga budaya lokal agar tidak tergerus zaman. Ini juga menjadi motivasi bagi generasi muda untuk melestarikan warisan budaya.

“Tidak hanya Tari Mandau, masih banyak budaya lain yang harus kita jaga dan wariskan ke anak cucu,” katanya.

Pencatatan rekor ini disaksikan langsung oleh Gubernur Kalimantan Tengah, Agustiar Sabran, yang juga Ketua DAD, bersama Wakil Gubernur Edy Pratowo dan istrinya. Mereka hadir untuk memeriahkan hari jadi kabupaten dan memberi dukungan kepada para penari.

Halaman Selanjutnya:
Bupati Pulang Pisau Kalimantan Tengah Ahmad Rifa’i mengaku bersyukur bahwa komitmen dirinya bersama DAD untuk melestarikan budaya mendapat apresiasi luar biasa.