Jakarta (ANTARA) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak pemerintah untuk mempertimbangkan ulang rencananya untuk mengevakuasi seribu warga Palestina yang terkena dampak invasi Israel di Gaza ke Indonesia, sebuah proposal yang secara resmi diperkenalkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Presiden telah mengusulkan evakuasi, yang telah memicu kontroversi yang bisa memicu perpecahan jika tidak ditangani,” ungkap Kepala Urusan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional MUI, Sudarnoto Abdul Hakim, di Jakarta pada hari Senin.
Dia menyatakan bahwa MUI melihat saran presiden sebagai kontraproduktif bagi perjuangan Palestina untuk kemerdekaan, menegaskan bahwa pemerintah Indonesia harus tetap fokus untuk menekan Israel agar mengakhiri tindakan genosida daripada memindahkan warga Palestina dari tanah air mereka.
Hakim lebih menekankan bahwa memastikan kembalinya para pengungsi ke Gaza tidak akan mudah.
“Untuk alasan ini, kami merasa penting untuk menyampaikan sikap kami kepada presiden dan meminta beliau untuk mempelajari rencana evakuasi ini dengan lebih cermat,” jelasnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa MUI berencana untuk bertemu dengan Presiden Prabowo untuk memberikan informasi kepada beliau tentang rekomendasi publik mengenai isu Palestina.
“Kami berharap pemerintah dan masyarakat Indonesia tetap teguh dalam komitmen mereka untuk memperjuangkan bangsa Palestina,” tutup Hakim.
Muhammad Husein, seorang aktivis Indonesia yang pernah tinggal di Gaza, mendukung pernyataan Hakim, percaya bahwa memindahkan penduduk Gaza hanya akan memperburuk keadaan.
Dia berpendapat bahwa, meskipun dengan niat baik, rencana ini pada akhirnya bisa sejalan dengan tujuan Israel untuk mengusir penduduk Gaza dari tanah air mereka.
Sebelumnya, pada 9 April, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia bersedia dan siap untuk mengevakuasi warga Palestina dari Gaza yang dilanda perang.
“Indonesia siap untuk menyediakan pesawat untuk mengevakuasi sekitar 1.000 warga dalam fase awal,” ujarnya sebelum berangkat ke Uni Emirat Arab dari Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta.
Beliau menjelaskan bahwa para pengungsi tidak akan menjadi penduduk tetap di Indonesia tetapi akan kembali ke Gaza setelah mereka pulih dan daerah itu dianggap aman.
Menteri Luar Negeri Sugiono kemudian menguatkan pernyataan tersebut, menjelaskan bahwa misi tersebut dimaksudkan semata untuk memberikan perawatan medis dan tempat tinggal sementara bagi warga Palestina.
Dia membuat klarifikasi dalam pernyataan yang dirilis keesokan harinya untuk menegaskan penolakan Indonesia terhadap upaya apapun untuk menggusur penduduk Gaza dari tanah air mereka.
Berita terkait: Rencana evakuasi warga Gaza untuk pengobatan, bukan pemindahan: Menlu
Berita terkait: PMI, pemangku kepentingan menjalankan klinik keliling untuk membantu warga Gaza Utara
Berita terkait: Indonesia menyangkal laporan media mengenai migrasi sukarela warga Gaza ke RI
Translator: Asep F, Tegar Nurfitra
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025