Yogyakarta (ANTARA) – Miftah Maulana Habiburrahman, Utusan Khusus Presiden untuk Harmoni Antar Umat Beragama dan Pengembangan Fasilitas Keagamaan, memutuskan untuk mundur dari jabatannya setelah melakukan pernyataan yang tidak pantas selama khotbah terbarunya.
“Dengan tulus, saya sampaikan keputusan yang telah saya pertimbangkan dengan matang. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan sebagai Utusan Khusus Presiden,” ujarnya dalam konferensi pers di Yogyakarta pada hari Jumat.
Dia menjelaskan bahwa keputusan tersebut bukan karena tekanan atau permintaan dari siapapun tetapi didasarkan pada rasa cinta, penghormatan, dan tanggung jawab kepada Presiden Prabowo Subianto dan seluruh masyarakat.
“Keputusan ini bukanlah akhir atau langkah mundur, melainkan langkah awal untuk terus berkontribusi bagi bangsa dan negara secara lebih luas dan keagamaan,” ungkap Miftah.
Miftah, yang juga seorang penceramah, menyatakan bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara tidak terbatas pada satu posisi tetapi dapat dilihat dalam berbagai upaya untuk membawa manfaat.
Pada kesempatan itu, dia berterima kasih kepada Prabowo atas mandat dan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Dia juga meminta maaf kepada presiden karena tidak dapat memenuhi harapan.
“Saya belajar menjadi ksatria dari presiden,” katanya.
Dia juga meminta maaf kepada masyarakat dan berterima kasih atas dukungan, doa, dan kepercayaan yang diberikan.
“Sebagai manusia biasa, saya tidak luput dari kesalahan, kesalahan, atau kesalahan yang saya buat, apakah disengaja atau tidak. Saya meminta maaf sebesar-besarnya karena saya percaya bahwa kebenaran hanya milik Allah,” ujar Miftah.
Sebelumnya, salah satu video khotbahnya viral setelah menunjukkan dia mengejek seorang penjual es teh.
Meskipun dia telah meminta maaf kepada orang yang bersangkutan, dia mendapat kritik dari masyarakat melalui platform media sosial X dan Instagram karena pernyataannya dianggap tidak pantas bagi seorang tokoh agama yang seharusnya mempromosikan perdamaian dan pemahaman daripada mengeluarkan pernyataan merendahkan.
Berita terkait: Utusan khusus presiden Gus Miftah dikecam karena pernyataan kasar
Berita terkait: Mengangkat es teh, mendukung ekonomi
Penerjemah: Luqman Hakim, Resinta Sulistiyandari
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024