Danau Sentani, sebagai danau terbesar di Papua, diproyeksikan menjadi sumber air mentah di masa depan, terutama di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.
Pemanfaatan air dari danau yang mencakup area seluas 10.400 hektar dan kedalaman 75 meter di atas permukaan laut ini menjadi alternatif utama setelah sumber air yang ada di Gunung Cycloop mulai berkurang akibat perambahan hutan yang terus berlangsung.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua, Nimbrot Rumaropen, menyatakan pihaknya telah menyiapkan fasilitas dan infrastruktur untuk menggunakan air dari Danau Sentani sebagai sumber air di masa depan untuk Kota dan Kabupaten Jayapura.
Sejak tahun 2019, kantornya telah membangun waduk untuk memanfaatkan air mentah di Danau Sentani sebagai air minum yang dikelola oleh PT Air Minum Jayapura (PT AMJ) atau Air Minum Papua, yang sebelumnya dikenal sebagai PDAM Jayapura.
Air dari Danau Sentani tidak dapat digunakan secara langsung dan harus diproses menjadi air bersih. Oleh karena itu, waduk dibangun untuk menyedot air danau tersebut.
Setelah disimpan di tangki yang dibangun oleh BWS, air Danau Sentani harus diproses sebelum didistribusikan kepada pelanggan.
Saat ini, air masih diklasifikasikan sebagai air mentah dan belum bisa digunakan saat ini sampai sebuah pabrik pengolahan air dibangun untuk mengubahnya menjadi air bersih. Pusat Infrastruktur Pemukiman Papua akan membangun pabrik pengolahan air.
Setelah selesai, uji coba dan penelitian akan dilakukan terhadap kualitas air sebelum didistribusikan kepada pelanggan.
Air yang dihasilkan dari proses ini harus dipastikan layak untuk dikonsumsi dan sesuai dengan standar kesehatan.
Layanan optimal
Direktur PT Air Minum Jayapura (AMJ), Entis Sutisna, menekankan bahwa perusahaan akan memberikan layanan optimal, mengingat debit air Danau Sentani cukup tinggi.
Untuk tahap awal, pihaknya akan menggunakan seribu meter kubik air per detik. Namun, jumlah ini belum sepenuhnya dimanfaatkan karena hingga saat ini masih menggunakan air dari Pegunungan Cycloop.
Saat ini, sumber air yang dikelola masih berasal dari Pegunungan Cycloop yang membentang dari Kabupaten Jayapura hingga Kota Jayapura.
Sejauh ini, perusahaan mengelola 21 sumber air yang berasal dari Pegunungan Cycloop dengan kapasitas air yang bervariasi. Namun, pasokan air cenderung menurun akibat perambahan hutan.
Sumber air, dengan kapasitas yang cukup tinggi, seperti di Camp Walker dan Tarbonji, mengalami penurunan akibat faktor-faktor seperti perambahan hutan.
Akibat dari perambahan hutan dan perubahan fungsi area tersebut, tinggi air menurun dan menyebabkan kerusakan lingkungan.
“Sebagai contoh, daerah seperti Camp Walker, yang sebelumnya ditutupi oleh pepohonan, kini terbuka akibat perambahan hutan,” ujar Sutisna.
Dia berharap bahwa air dari Danau Sentani akan menjadi sumber air bersih bagi warga Kota Jayapura di masa depan dan memenuhi kebutuhan akan air bersih.
Saat ini, berbagai persiapan masih dilakukan oleh pihak-pihak sebagai penyedia air, baik Balai Wilayah Sungai Papua yang telah membangun waduk, maupun Pusat Infrastruktur Pemukiman Papua yang akan membangun fasilitas pengolahan air.
Selain menyiapkan fasilitas untuk mengolah air mentah menjadi air bersih, air Danau Sentani harus diteliti sebelum didistribusikan kepada 38 ribu pelanggan.
PT AMJ, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang layanan air bersih, menyatakan kesiapannya untuk mengelola dan mendistribusikan air kepada penduduk di Kota dan Kabupaten Jayapura.
Jika air dari Danau Sentani dapat dimanfaatkan, pelayanan kepada pelanggan dapat dioptimalkan, dan periode distribusi air dapat diperpanjang, papar Sutisna.
Untuk mengoptimalkan layanan, perusahaan juga mengganti pipa-pipa, terutama yang sudah terpakai dan dipasang sejak zaman Belanda.
Saat ini, sekitar 60 persen koneksi pipa ke rumah pelanggan adalah pipa baru yang diharapkan dapat mengurangi tingkat kebocoran.
Air yang didistribusikan kepada pelanggan sejauh ini tidak dikategorikan sebagai air minum tetapi masih air bersih, sehingga harus direbus terlebih dahulu sebelum digunakan untuk minum atau memasak.
Pertahankan CAP Cycloop
Seorang tokoh pemuda dari Sentani, Kabupaten Jayapura, Izak Hikoyabi, juga mendesak semua elemen masyarakat untuk melindungi Taman Hutan Lindung Cycloop (CAP) dari perambahan hutan untuk menjaga sumber air bagi penduduk di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura.
Sumber air telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan dikelola oleh yang sebelumnya dikenal sebagai PDAM Jayapura.
Oleh karena itu, keberlanjutan hutan CAP Cycloop harus dijaga dengan membatasi deforestasi di daerah tersebut.
Jika hutan tidak dilindungi bersama dan perambahan hutan terus berlanjut, dikhawatirkan bencana alam bisa terjadi di masa depan, seperti banjir bandang yang melanda pada tahun 2019, katanya.
Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus segera mengambil tindakan nyata untuk mencegah pengrusakan hutan di CAP Cycloop, seperti dengan melakukan penghijauan di area dengan populasi pohon yang tipis.
Selain itu, perambahan hutan, terlepas dari alasan apapun, harus segera dihentikan.
“Marilah kita bekerja sama untuk melindungi area tersebut. Bencana alam yang menyebabkan 105 kematian tidak boleh terulang,” katanya.