Menyelami Harmoni Islam dan Sunda Melalui Eksplorasi Kolam Belakang Rumah

Rabu, 20 Maret 2024 – 07:02 WIB

Ajengan Ginanjar saat diwawancarai oleh Wahyuning, Host Inspirasi Ramadan Edisi Sahur yang disiarkan di kanal YouTube BKN PDI Perjuangan, Rabu dini hari kemarin (20/3/2024).

jpnn.com, JAKARTA – Munggahan, Aanteur, Nyepuh, dan Ngabedahkeun Balong adalah beberapa tradisi perpaduan budaya masyarakat Sunda dengan Islam. Keempat tradisi ini hanya dilakukan saat bulan Ramadan tiba. Apa saja isi dari masing-masing tradisi tersebut? Mari kita pelajari bersama.

“Sunda itu Islam, Islam itu Sunda. Begitu kata pepatah yang terkenal di masyarakat. Hal ini karena terdapat banyak kesamaan nilai antara tradisi lokal dengan nilai-nilai keislaman,” ujar Dai Ajengan Ginanjar saat diwawancarai oleh Wahyuning, Host Inspirasi Ramadan Edisi Sahur yang disiarkan di kanal YouTube BKN PDI Perjuangan, Rabu dini hari kemarin (20/3/2024).

Dai yang memiliki nama lengkap Ahmad Ginanjar Sya’ban itu menjelaskan bahwa ada empat tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Sunda menjelang bulan Ramadan. Tradisi-tradisi ini menjadi simbol antusiasme warga dalam menyambut bulan puasa.

Tradisi pertama adalah Munggahan. Biasanya, warga Sunda akan pulang kampung beberapa hari sebelum Ramadan tiba. Mereka kemudian berkumpul bersama keluarga besar untuk silaturahmi dan makan bersama.

“Setelah itu, saling meminta maaf antar anggota keluarga agar hati menjadi bersih tanpa ada rasa keberatan saat menjalani ibadah puasa. Intinya adalah membersihkan diri,” ungkapnya.

Kemudian, tradisi dilanjutkan dengan Aanteur. Ini adalah saat mengirim makanan atau berkat kepada tetangga di sekitar rumah. “Karena sudah ada keluarga besar yang berkumpul, maka Aanteur, atau memberikan berkat kepada tetangga,” jelas Filolog Islam asal Majalengka ini.

Setelah proses pembersihan diri, kata Ginanjar, langkah selanjutnya adalah tradisi Nyepuh. Tradisi ini melibatkan pembersihan fisik dan lingkungan sekitar. Nyepuh biasanya dimulai dengan membersihkan rumah, lingkungan sekitar, makam leluhur, dan menghiasinya dengan dekorasi Ramadan di sepanjang jalan lingkungan.

MEMBACA  Pelajar di Cianjur Terjebak Utang dari Judi Online dan Melakukan Pembobolan di Minimarket

Yang paling unik, tambah Ginanjar, adalah prosesi Ngabedahkeun Balong. Tradisi ini secara harfiah berarti menguras atau membersihkan kolam yang biasanya terletak di belakang rumah warga Sunda. Tradisi ini umumnya dilakukan di wilayah Priangan Timur.

Ada empat tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Sunda menjelang bulan Ramadan. Tradisi ini menjadi simbol antusiasme warga dalam menyambut bulan puasa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News.