Jakarta (ANTARA) – Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyerukan perlunya mewujudkan pendidikan yang lebih ramah bagi penyandang disabilitas, karena masih banyak penyandang disabilitas yang menghadapi keterbatasan untuk melanjutkan sekolah.
"Satu masalah utama yang harus jadi perhatian bersama adalah pendidikan bagi penyandang disabilitas. Misalnya, banyak yang lulus SMP masih tidak bisa lanjut ke jenjang lebih tinggi karena berbagai keterbatasan," ujarnya di kantor kementeriannya di Jakarta, Kamis.
Ia juga menekankan pentingnya pemerintah daerah menyediakan ruang publik yang lebih inklusif dan dapat diakses penyandang disabilitas, termasuk memperluas kesempatan belajar bagi mereka.
"Kami mendorong pemda dan pemprov untuk menyediakan fasilitas publik bagi penyandang disabilitas, karena sebagian sekolah mereka jauh dari rumah, sulit diakses, dan sebagainya. Ini jadi pekerjaan rumah kita ke depannya," katanya.
Yusuf juga menekankan pentingnya pencocokan data melalui Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk memetakan penyandang disabilitas di tanah air, sehingga mereka bisa menerima intervensi yang lebih optimal.
Menteri itu juga mendorong masyarakat untuk memberikan perhatian kepada penyandang disabilitas, termasuk dengan memberi mereka kesempatan kerja.
"Contohnya, pengusaha harus mengalokasikan kuota satu persen untuk pekerja disabilitas. Untuk BUMN dan pemerintah, itu dua persen," ucap dia.
Kementerian Sosial bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mewujudkan DTSEN yang lebih akurat, yang digunakan sebagai dasar kebijakan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Menurut data BPS, per 31 Juli 2025, data dari 94,2 juta keluarga Indonesia telah terverifikasi dan terintegrasi ke dalam DTSEN.
Berita terkait: [Tautan berita 1]
Berita terkait: [Tautan berita 2]
Berita terkait: [Tautan berita 3]
Penerjemah: Lintang Budiyanti, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025