Menteri Setiadi mendesak pejabat PR untuk beradaptasi dengan perkembangan AI.

Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menekankan pentingnya petugas public relations (PR) untuk beradaptasi dengan perkembangan cepat dalam kecerdasan buatan (AI). “Perkembangan AI yang cepat dan gangguan yang timbul akibatnya mendorong pekerja komunikasi publik untuk menyusun strategi adaptasi, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan organisasi,” katanya di Jakarta pada hari Selasa.

Setiadi menegaskan bahwa para petugas PR perlu memperhatikan etika AI dan dimensi manusia dalam pemanfaatan teknologi. Dalam aspek organisasional, ia menekankan perlunya petugas PR menerapkan pendekatan holistik untuk mengelola risiko dan etika terkait penggunaan AI, secara berkala mengevaluasi sistem internal organisasi, dan mengikuti regulasi AI nasional dan global.

Ia juga mencatat bahwa pemerintah saat ini sedang mempertimbangkan untuk mengambil pendekatan horizontal atau vertikal untuk mempersiapkan tata kelola AI yang matang. “Kami sangat menyadari bahwa hanya ada dua pendekatan untuk mengatur AI. Negara-negara Eropa lebih memilih pendekatan horizontal, sementara yang di Amerika mengandalkan pendekatan vertikal. Kami sedang dalam diskusi untuk menentukan yang paling cocok untuk Indonesia,” katanya.

Setiadi menekankan bahwa kementeriannya telah mengidentifikasi cara untuk menerapkan Metodologi Penilaian Kesiapan (RAM) yang dirancang oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). RAM merupakan instrumen tingkat makro untuk membantu negara-negara dalam menilai kesiapan mereka untuk menggunakan AI secara etis dan bertanggung jawab bagi warganya.

Kementerian juga aktif berpartisipasi dalam forum internasional terkait AI, seperti AI Safety Summit 2023, Internet Governance Forum 2023, dan Forum Global Etika AI UNESCO 2024. Setiadi kemudian menekankan perlunya ekosistem komunikasi publik yang bertanggung jawab untuk menavigasi perkembangan teknologi yang cepat sambil mendorong petugas PR untuk memanfaatkan teknologi untuk kegiatan PR yang lebih efektif. “Di masa depan, teknologi akan memberikan kami berbagai kemudahan untuk memfasilitasi berbagai kegiatan, termasuk yang terkait dengan public relations,” katanya.

MEMBACA  Refleksi pada Percakapan dengan Aleksei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia

Berita terkait: BPPT diberi tugas untuk menciptakan strategi kecerdasan buatan nasional Berita terkait: Menteri Setiadi mengundang petugas PR untuk mempromosikan pemilu yang damai Berita terkait: Kerja sama infrastruktur mencerminkan hubungan RI-Jepang yang kuat

Penerjemah: Fathur R, Tegar Nurfitra Editor: Azis Kurmala Hak cipta © ANTARA 2024