Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memuji penyelidikan Polisi Provinsi Riau terkait kasus beras premium palsu yang dilakukan oleh distributor. Praktik mencampur beras kualitas buruk dan mengklaimnya sebagai premium merugikan masyarakat.
Sulaiman menyatakan pada Minggu bahwa inisiatif ini bukti komitmen polisi melindungi masyarakat dari tindakan yang membahayakan kesejahteraan. Polisi menemukan praktik ini terjadi di Rejosari, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru.
Sebanyak 9 ton beras premium palsu disita dari distributor lokal, R, yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Menurut penyelidikan, modusnya adalah mencampur beras sedang dengan beras buruk, lalu mengklaimnya memenuhi standar Kebijakan Stabilisasi Harga dan Stok Pangan (SPHP). Modus lain termasuk membeli beras murah dari Pelalawan dan mengemas ulang seolah-olah merek premium seperti Aira, Family, atau Anak Dara Merah.
Menteri mengatakan praktik ini memaksa masyarakat membayar Rp5-7 ribu lebih mahal per kilogram. Bahkan bisa sampai Rp9 ribu jika beras biasa diklaim sebagai premium.
"Selain itu, kualitas beras diduga di bawah standar," tambahnya.
Sulaiman berkunjung ke Pekanbaru pada 22 Juli untuk membahas stabilitas pangan dengan Kapolda Riau Herry Heryawan, termasuk kasus beras palsu ini.
Menurutnya, praktik ini melanggar kebijakan SPHP dalam UU No. 18/2012 tentang Pangan. SPHP bertujuan memastikan masyarakat dapat beras berkualitas dengan harga terjangkau.
"Praktik penipuan ini pengkhianatan terhadap rakyat. Program SPHP menggunakan uang rakyat untuk daya beli dan kendalikan inflasi," tegasnya.
Dia menyoroti temuan sebelumnya bahwa kerugian mencapai Rp99,35 triliun per tahun akibat praktik curang oleh 212 merek beras di 10 provinsi.
Karenanya, dia berkomitmen bekerja sama dengan polisi dan penegak hukum untuk mengawasi distribusi beras SPHP secara ketat di seluruh Indonesia.
"Pelaku harus dihukum berat untuk efek jera," tegasnya.
Kapolda Riau Herry Heryawan menyatakan kejahatan ini membahayakan gizi anak-anak.
"Negara memberi subsidi, tapi ada yang menyalahgunakannya untuk keuntungan pribadi. Ini lebih dari sekadar penipuan dagang," kata Heryawan.
Berita terkait:
- Bulog harus ganti beras berkualitas buruk untuk masyarakat miskin
- Prabowo menyusun kebijakan baru untuk atasi penipuan beras
- Prabowo sebut penipu beras sebagai pengkhianat rakyat
Penerjemah: Muhammad Harianto, Mecca Yumna
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025