Menteri Indonesia Targetkan 500.000 Rumah Subsidi untuk Atasi Tunggakan Perumahan

Jakarta (ANTARA) – Menteri Perumahan dan Pemukiman Indonesia, Maruarar Sirait, usulkan kuota rumah subsidi sebanyak 500.000 unit untuk 2026 guna kurangi backlog perumahan di Indonesia yang mencapai 9,9 juta unit.

“Saya harap ini bakal disetujui. Tentu, saya gk punya wewenang buat putusin, tapi udah ngajuin proposal terbuka di rapat kabinet,” katanya di Jakartaa pada Jumat.

Sirait bilang inisiatif ini lanjutan dari program kredit perumahan subsidi pemerintah yg disalurin lewat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Program ini mendukung target membangun dan renovasi 3 juta rumah.

Program ini nawarin pinjaman dengan bunga 5% — jauh lebih rendah dari bunga komersial 12% — dan cuma butuh uang muka 1%.

Kementerian yg bertugas penuhi target tahunan 3 juta rumah juga jalankan program Bantuan Stimulus Perumahan Swadaya (BSPS) buat renovasi rumah. Kuota rumah subsidi tahun ini 350.000 unit, naik dari sekitar 200.000 unit di tahun sebelumnya.

Peluncuran besar2an program perumahan subsidi rencananya di September 2025, dengan target minimal 25.000 unit.

Kuota udah dialokasikan buat berbagai kelompok, termasuk 20.000 unit untuk petani, nelayan, buruh, dan guru; 8.000 unit untuk supir; dan 3.000 unit untuk pekerja media.

Di skema FLPP, pemerintah salurkan dana murah ke bank mitra biar pembeli bisa dapetin suku bunga terjangkau, uang muka rendah, dan tenor cicilan panjang.

MEMBACA  Ancaman DPR Terhadap Demokrasi