Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia, Abdul Mu’ti, meminta peningkatan kualitas pendidikan, terutama dalam persiapan pelaksanaan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
“Selama tiga hari, kita telah berbagi ide, wawasan, dan praktik terbaik untuk memajukan pendidikan nasional,” kata Mu’ti saat penutupan Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah 2025 di Kota Depok, Jawa Barat, pada hari Rabu.
Forum tersebut membahas isu-isu kunci seperti kebijakan pendidikan wajib 13 tahun, akses pendidikan yang merata, revitalisasi sekolah, pelestarian bahasa daerah, kedaulatan bahasa Indonesia, dan pelaksanaan SPMB.
diskusi tersebut menghasilkan sejumlah rekomendasi yang disusun oleh para kepala dinas pendidikan dari seluruh Indonesia.
Mu’ti mengapresiasi rekomendasi ini, yang berisi poin-poin penting yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Beliau menegaskan bahwa Kementerian akan segera meluncurkan SPMB sebagai inisiatif utama pertamanya dan mengharapkan implementasinya berjalan lancar untuk memastikan layanan pendidikan yang berkualitas dan merata.
“SPMB akan menunjukkan bagaimana kita memberikan pendidikan inklusif dan berkualitas sehingga tidak ada anak Indonesia yang didiskriminasi oleh sistem,” katanya.
Mu’ti menekankan bahwa sistem yang sedang dikembangkan harus memudahkan akses pendidikan dan tidak menciptakan hambatan bagi para siswa.
“Sistem yang kita bangun tidak boleh mencegah atau menghambat siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan peluang belajar,” tambahnya.
Kementerian mengadakan forum konsolidasi nasional untuk menyelaraskan pandangan, mengembangkan kerangka bersama, dan memperkuat komitmen bersama dalam mengatasi tantangan pendidikan nasional.
Berita terkait: Pemerintah RI mendesak perguruan tinggi menciptakan lulusan yang membuat perubahan positif
Berita terkait: Menteri mendorong kemajuan yang dipimpin universitas di wilayah 3T Indonesia
Penerjemah: Hana, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2025