Menteri Indonesia Melihat Peluang dalam Perubahan Tarif AS

Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto telah menyoroti peluang strategis bagi negara untuk memperluas ekspor dari industri padat karya, seperti pakaian dan alas kaki, menyusul tarif timbal balik yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.

Dia menjelaskan bahwa tarif impor AS terhadap barang-barang Indonesia, yang ditetapkan pada 32 persen, masih lebih rendah daripada tarif yang dikenakan pada beberapa negara pesaing, termasuk Vietnam (46 persen), Bangladesh (37 persen), dan Kamboja (49 persen).

“Penetrasian pasar ini sangat menguntungkan bagi ekonomi Indonesia, karena memiliki efek pengganda yang signifikan dalam hal penciptaan lapangan kerja di sektor-sektor padat karya,” katanya dalam sebuah forum ekonomi di Jakarta pada hari Selasa.

Hartarto mengatakan tarif 32 persen tersebut memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasar ekspornya dalam pakaian dan alas kaki, mencatat bahwa pangsa pasar saat ini di pasar AS masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara pesaingnya.

Dia juga menunjukkan bahwa sektor-sektor ini tidak dianggap strategis oleh AS, meninggalkan ruang untuk negosiasi tarif potensial.

Menteri tersebut menambahkan bahwa pemerintah Indonesia telah merespons kebijakan tarif AS dengan menyiapkan paket reformasi struktural dan langkah-langkah deregulasi.

Ini termasuk penyederhanaan izin usaha, reformasi prosedur ekspor dan impor, perbaikan kebijakan non-tarif, seperti persyaratan konten dalam negeri dan sertifikasi halal, serta penyelarasan bea masuk dan pajak.

“Beberapa perusahaan besar, seperti Nike, bahkan telah meminta pertemuan online langsung dengan pemerintah Indonesia. Hal ini mencerminkan minat industri global untuk bermitra dengan kami,” tambahnya.

Juga berbicara dalam acara tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa Indonesia dapat memanfaatkan peluang ekspor yang diciptakan oleh tarif yang lebih tinggi yang dikenakan pada negara-negara lain, terutama dalam elektronik, alas kaki, dan pakaian.

MEMBACA  PDIP Melakukan Hari Kedua Rakernas, Jokowi Menikmati Gowes Bersama Jan Ethes di Yogyakarta

Namun, dia memperingatkan persaingan sengit dari negara-negara dengan tarif lebih rendah, seperti Filipina (17 persen), Malaysia (24 persen), Korea Selatan (25 persen), dan India (26 persen).

Berita terkait: Tarif Trump menyebabkan kecemasan ekonomi global: Prabowo
Berita terkait: Indonesia merespons tarif AS dengan negosiasi yang sama, adil

Translator: Bayu Saputra, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2025