Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, membahas kerjasama dengan Arab Saudi untuk mengembangkan berbagai potensi di subsektor ekonomi kreatif.
"Kami melihat peluang besar untuk kolaborasi masa depan dalam menyediakan produk kuliner halal, kerajinan tangan, dan modest fashion dari Indonesia," ujar sang menteri saat menghadiri acara makan malam di kediaman Duta Besar Arab Saudi, Jumat lalu, seperti dikutip dari siaran pers kementerian, Minggu.
Menurut menteri, ada banyak kerjasama yang saling menguntungkan antara kedua negara. Hal ini mengingat banyaknya muslim Indonesia yang menunaikan ibadah Haji dan Umroh, begitu juga warga Saudi yang menikmati pengalaman kuliner halal di Indonesia.
"Apalagi jumlah jamaah Haji dan Umrah bisa capai hingga 36 juta orang per tahun. Karena itu, kami selalu berharap dapat mengembangkan kolaborasi kreatif yang lebih baik ke depannya," jelasnya.
Dalam kerangka Saudi Vision 2030, ekonomi kreatif Arab Saudi diposisikan sebagai pilar utama diversifikasi. Mereka menargetkan sektor budaya dan kreatif untuk berkontribusi hingga 3 persen terhadap PDB nasional, sekaligus menciptakan ratusan ribu lapangan kerja baru.
Kondisi ini sejalan dengan target Kementerian Ekonomi Kreatif Indonesia di empat area: kontribusi terhadap PDB, nilai ekspor, jumlah tenaga kerja, dan investasi di sektor ekonomi kreatif, semuanya menuju visi Indonesia Emas 2045.
"Indonesia memiliki 17 subsektor ekonomi kreatif, yang masing-masing menyimpan potensi besar untuk bekerja sama dengan Arab Saudi," kata Riefky.
"Ini sejalan dengan Saudi Vision 2030 dan Visi Indonesia Emas 2045, yang dapat diselaraskan untuk manfaat bersama, di mana ekonomi kreatif dapat dijadikan katalisator pertumbuhan," tambahnya.
Riefky juga menekankan bahwa hubungan bilateral dapat membentuk model ekonomi, pengembangan teknologi, dan potensi ekspansi bisnis untuk masa depan. Dia menyebutkan bahwa seni, desain, fesyen, kuliner halal, dan kerajinan adalah subsektor yang bisa diprioritaskan untuk memperkuat identitas nasional dan meningkatkan daya saing global.
Sementara itu, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Faisal Abdullah H. Amodi, menyambut baik keterlibatan dengan Menteri Riefky untuk saling mendukung dan mewujudkan kolaborasi yang lebih konkret di bidang ekonomi kreatif.
"Seperti kita ketahui, Arab Saudi dan Indonesia adalah negara Islam. Kami yakin bahwa upaya baik yang kita lakukan akan membuahkan kesepakatan dan kerjasama nyata baru, memungkinkan kedua negara terhubung dalam mewujudkan visi masing-masing," ucap sang duta besar.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Riefky didampingi oleh Sekretaris Kementerian/ Sekretaris Utama Dessy Ruhati, Deputi Pengembangan Strategi Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, Staf Ahli Menteri Bidang Penelitian, Pendidikan, dan Hubungan Kelembagaan Dian Permanasari, serta Staf Khusus Menteri untuk Isu Strategis dan Antar Lembaga Rian Syaf.
Hadir juga mendampingi Duta Besar Arab Saudi adalah Wakil Duta Besar Saudi, Mushari Mutlaq Althiyabi; Kepala Bagian Politik dan Ekonomi Kedutaan, Ali Alharbi; Asisten Pribadi Duta Besar dan Kepala Protokol, Isom Bobsaid; serta Penerjemah Kedutaan, DR. Ahmad Jamaluddin.