Menteri berusaha untuk memperkuat kerjasama ekonomi Indonesia-Vietnam

Jakarta (ANTARA) – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki melakukan kunjungan kerja ke Vietnam pada tanggal 21-22 Maret 2024, untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara kedua negara.

Khususnya, beliau akan mengejar kerja sama yang lebih kuat di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), koperasi, dan produksi pangan.

“Sebagai negara ASEAN yang sama-sama, Indonesia dan Vietnam memiliki potensi ekonomi yang relatif mirip sehingga perlu bekerja sama untuk membangun kolaborasi guna memperkuat keunggulan domestik kedua negara,” ujar beliau dalam siaran pers yang dikeluarkan oleh kementeriannya di Jakarta pada hari Kamis.

Sebagai bagian dari kunjungannya, Masduki bertemu dengan beberapa pejabat di provinsi Khanh Hoa, yaitu sekretaris Komite Provinsi Khanh Hoa, Nguyen Hai Ninh, dan ketua Komite Rakyat Provinsi Khanh Hoa, Nguyen Tan Tuan.

Menteri tersebut mengatakan bahwa potensi kedua negara dapat dioptimalkan melalui kerja sama dalam meningkatkan produksi pangan dan hilirisasi, melibatkan koperasi dan UMKM, termasuk melalui pengembangan ekosistem pertanian digital.

Lebih lanjut, kawasan ASEAN memiliki potensi besar di bidang pertanian dan perikanan. Hal ini tercermin dalam data dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) PBB, yang menyatakan bahwa ASEAN menyumbang 16,4 persen dari total produksi ikan dunia pada tahun 2022.

Jumlah tersebut setara dengan 33,7 juta ton dari total produksi ikan dunia sebesar 205,6 juta ton.

Data FAO juga menunjukkan bahwa lebih dari seperlima, atau 181,4 juta ton, dari total produksi beras dunia sebesar 793,7 juta ton pada tahun 2023 berasal dari negara-negara ASEAN.

Masduki mencatat bahwa kerja sama juga perlu diperkuat dalam penelitian dan pengembangan di bidang pertanian dan perikanan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing produk koperasi dan UMKM di pasar global.

MEMBACA  Hujan meteor Eta Aquarid sedang mencapai puncaknya— inilah cara untuk melihatnya

“Juga penting untuk meningkatkan kerja sama dalam mengembangkan model bisnis dan kemitraan untuk rantai pasokan perikanan dan pertanian di ASEAN,” tambahnya.

Beliau juga menyatakan bahwa penguatan kerja sama akan menghasilkan peningkatan lapangan kerja berkualitas bagi kedua negara. Setidaknya 27,02 persen dari total angkatan kerja di ASEAN bekerja di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan, berdasarkan data Sekretariat ASEAN tahun 2023.

Lapangan kerja berkualitas dianggap penting untuk meningkatkan partisipasi generasi muda di sektor-sektor tersebut.

Menurut Sekretariat ASEAN (2022), ASEAN memiliki 224,2 juta anak muda. Lima puluh tiga persen dari mereka termasuk Generasi Z (kelompok usia 15-25 tahun) dan 47 persen adalah Milenial (kelompok usia 26-35 tahun).

Menteri mencatat bahwa Indonesia saat ini fokus pada pengembangan beberapa inisiatif hilirisasi, misalnya, untuk pertanian, perikanan, peternakan, dan produk perkebunan berbasis koperasi.

Berita terkait: OJK mendukung penguatan UMKM untuk meningkatkan ekonomi lokal

Berita terkait: Harapkan produk kulit kelas dunia muncul dari Garut: menteri

Penerjemah: Shofi Ayudiana, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2024