Padang, W Sumatra (ANTARA) – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) My Esti Wijayati menekankan perlunya untuk mengevaluasi distribusi Kartu Indonesia Pintar (KIP) Pendidikan Tinggi, terutama di daerah-daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
“Kami sangat memahami bahwa untuk beberapa daerah, seperti daerah 3T, mereka sangat membutuhkan KIP Pendidikan Tinggi,” kata dia di sini pada hari Rabu.
Menurut Wijayati, penilaian ulang harus bertujuan untuk memastikan bahwa distribusi atau pemberian bantuan pendidikan oleh pemerintah tepat sasaran.
Selain itu, data/laporan yang diterima oleh pihaknya, Komisi X DPR, menunjukkan bahwa hanya separuh dari semua pendaftar dinyatakan memenuhi syarat untuk KIP Pendidikan Tinggi.
Sementara itu, dia meminta agar institusi pendidikan tinggi dan masyarakat lebih sabar mengenai kepastian kuota KIP.
Pihaknya masih menunggu data yang valid untuk kuota KIP, selain dari dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 mengenai efisiensi anggaran di beberapa kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi.
“Namun, menurut informasi terbaru, anggaran yang sebelumnya dipotong sebagian besar telah dipulihkan, dan semoga KIP Pendidikan Tinggi akan kembali seperti semula,” katanya.
Selain itu, Komisi X akan terus mendokumentasikan institusi pendidikan tinggi yang masih menerima alokasi KIP Pendidikan Tinggi yang sangat terbatas. Di masa depan, dengan data yang akurat, pihaknya akan menyesuaikan kembali distribusi KIP.
“Saya sebenarnya khawatir bahwa daerah lain mungkin juga memiliki kuota KIP Pendidikan Tinggi yang sangat rendah atau bahkan tidak sama sekali,” tambahnya.
Copyright © ANTARA 2025