Gerakan Pemuda (GP) Ansor baru-baru ini meluncurkan Chinese Learning Center dan Positif Game Ecosystem, sebagai wujud semangat pemuda lintas latar belakang yang bekerja sama dalam bidang budaya. Acara peluncuran ini diadakan dalam Festival Imlek Asian Chinese Youth Association di Petak 6 Chandra Glodok, Jakarta Barat, dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara GP Ansor dan Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), didukung oleh Ansor University dan Lokapala Moba.
Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat budaya dan identitas Indonesia. Salah satu aspeknya adalah melalui aktivasi game dengan karakter tokoh dan kepahlawanan Nusantara. Program-program ini akan diterapkan di lima kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Bali, dan Surabaya, sebelum diperluas ke seluruh Indonesia di bawah naungan Ansor Hub. Addin juga menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari implementasi BISA, yang merupakan salah satu pilar program kerja GP Ansor.
Dengan tema ‘Endless Wealth, Everlasting Culture’, Addin menekankan peran penting pemuda dalam menjaga identitas Indonesia di tingkat internasional. Dia mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu dan bersinergi, dengan GP Ansor sebagai jembatan untuk persatuan demi Indonesia yang lebih maju. Menurut Addin, pemuda adalah akar yang menopang pohon besar bernama Indonesia. Semakin beragam akarnya, semakin kuat pohon itu dalam menghadapi berbagai badai.
Festival Imlek Asian Chinese Youth Association melibatkan 10 organisasi Tionghoa yang berkolaborasi dengan GP Ansor. Acara tersebut turut dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata RI, Ni Luh Enik Ermawati, dan dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan budaya seperti festival barongsai, tarian tradisional, firedance, dan festival kuliner.