“
loading…
Mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan menceritakan pengalamannya mendaki puncak gunung tertinggi di dunia, Mount Everest pada 1997 di Podcast Deddy Corbuzier. Foto/Tangkapan Layar
JAKARTA – Mengibarkan bendera Merah Putih di puncak gunung tertinggi di dunia, Mount Everest pada 1997 menjadi pengalaman tak terlupakan mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI Iwan Setiawan.
Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1992 ini bersama anggotanya sempat dikira telah mati saat pendakian, memegang teguh pesan Prabowo Subianto ketika akan mendaki.
Prabowo Subianto ketika itu menjabat sebagai Danjen Kopassus berpesan kepada tim pendaki untuk meluruskan niat jangan sekali-kali tebersit untuk menaklukan Mount Everest.
“Tugas kita ke sana adalah untuk menziarahi, menaklukan itu terkesan sombong dan angkuh karena itu alam yang punya Tuhan yang Maha Kuasa. Banyak hal-hal mustahil yang di luar akal manusia normal terjadi,” katanya di Podcast Deddy Corbuzier, dikutip SINDOnews Sabtu (4/2/2023).
Mayjen TNI Iwan Setiawan yang saat ini menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer XII/Tanjungpura mengatakan, Ekspedisi Mount Everest pada 1997 digagas Danjen Kopassus Mayjen TNI Prabowo Subianto.
Ide itu itu berawal dari rencana Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohammad yang ingin menaklukan gunung tersebut. Mendengar rencana tersebut, Prabowo kemudian langsung menyeleksi dan mencari prajurit-prajurit terbaik Kopassus untuk melakukan pendakian gunung tersebut.
“Waktu itu Pak Mahatir Muhammad sudah memproklamirkan bahwa Malaysia mau mengibarkan Asia pertama untuk pendakian Mount Everest. Pak Prabowo waktu itu Danjen Kopassus terpanggilah nasionalismenya. Jangan sampai bangsa yang besar kalah,” ucapnya.
Dalam seleksi tersebut Iwan Setiawan yang saat itu baru lulus Akmil dan masih berpangkat Letnan Satu (Lettu) dinyatakan lolos. Iwan Setiawan pun menjadi satu-satunya lulusan Akmil yang terpilih menjadi Duta Kopassus untuk pendakian Mount Everest guna mengharumkan nama bangsa di pentas dunia.
Meski Iwan menyadari, mendaki Mount Everest setinggi 8.884 meter dari permukaan laut sama dengan bertaruh nyawa. Namun, hal itu tidak menjadi penghalang, baginya tugas merupakan sebuah kehormatan yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Mengemban tugas tersebut, Iwan kemudian berlatih di Mako Kopassus Cijantung, Gunung Gede Pangrango, Bogor, Jawa Barat selama tiga bulan. Waktu yang relatif singkat untuk mendaki gunung es yang berada di perbatasan Nepal dan Tibet.
“Mendaki Mount Everest butuh latihan selama 3 sampai 5 tahun, itu harus pernah mendaki gunung ketinggian 3.000, 4.000, beberapa gunung es, ketinggian 6.000, 7.000 terakhir 8.000 Mount Everest. sedangkan kita dari negara tropis, belum berpengalaman, dan belum pernah lihat es,” ucapnya.
“