Mengenal Lokataru Foundation: Yayasan HAM yang Direkturnya Ditangkap Polisi

Rabu, 3 Sept 2025 – 08:51 WIB

Jakarta, VIVA – Penangkapan Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen atau Pedro, oleh penyidik Polda Metro Jaya pada Senin malam tanggal 1 September 2025 sekitar jam 22.45 WIB, sedang jadi sorotan di media sosial.

Baca Juga:
Polisi Beber Fakta Mengejutkan, Direktur Lokataru Diduga Terafiliasi Akun Ekstrem Ajak Rusuh

Informasi ini pertama kali muncul lewat unggahan akun Instagram resmi @lokatarufoundation yang bilang penangkapan dilakukan secara paksa dan tanpa penjelasan yang jelas.

Dalam unggahan itu ditulis, “Alerta! Alerta! Alerta! Direktur Lokataru Foundation Delpedro Marhaen dijemput paksa oleh Polda Metro Jaya tanpa ada penjelasan!”. Disebutkan juga bahwa aparat datang pakai kendaraan warna putih dan tidak menunjukkan surat penangkapan resmi.

Baca Juga:
Terkuak! Begini Peran Tersangka Perempuan Penghasutan Pelajar dan Anak Lakukan Aksi Anarkis

Polisi Buka Suara Soal Penangkapan

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam, membenarkan adanya penangkapan tersebut. Menurut dia, langkah ini dilakukan setelah penyidik mengumpulkan keterangan dari beberapa saksi dan barang bukti yang dianggap sudah cukup.

Baca Juga:
Polisi Beber Fakta Mengejutkan, Massa Anarkis Dibayar Segini…

Pedro diduga terlibat dalam tindak pidana penghasutan dengan menyebarkan informasi bohong yang picu keresahan di masyarakat. Dia juga dituduh merekrut dan memperalat pelajar serta anak-anak untuk ikut dalam aksi demo yang berujung ricuh.

Sekilas Tentang Lokataru Foundation

Nama Lokataru Foundation juga jadi sorotan setelah kejadian ini. Organisasi nirlaba ini dikenal bergerak di bidang hukum dan hak asasi manusia (HAM). Arti nama “Lokataru” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya “pohon ide universal.”

Lokataru didirikan pada Mei 2017 dari gagasan beberapa aktivis HAM, termasuk Haris Azhar, Eryanto Nugroho, Sri Suparyati, Nurkholis Hidayat, Atnike Sigiro, Iwan Nurdin, dan Mufti Makarim.

MEMBACA  Sebagian Besar Pengungsi Kembali ke Rumah Seiring Aktivitas Gunung Semeru yang Kian Stabil

Sejak berdirinya, Lokataru punya misi untuk mendorong akuntabilitas HAM di lembaga publik maupun swasta, dengan fokus pada riset, advokasi, dan penguatan kapasitas masyarakat sipil.

Program Kerja Lokataru Foundation

Untuk menjalankan misinya, Lokataru punya empat program utama:

Riset
Menggali isu-isu publik, terutama yang terkait kelompok marjinal, dengan metode yang sesuai kebutuhan masyarakat.

Advokasi
Menyebarluaskan hasil riset agar bisa mendorong kebijakan publik yang lebih adil dan berpihak pada masyarakat.

Lokademia
Menjadi wadah belajar alternatif yang membekali masyarakat sipil dengan pengetahuan riset, kampanye, sampai strategi pengorganisasian isu.

Kerja Kolaboratif
Membangun sinergi dengan kelompok masyarakat sipil, akademisi, hingga sektor swasta untuk memperkuat penegakan HAM.

Selain itu, Lokataru fokus pada tiga isu besar: penguatan ruang sipil, demokratisasi ekonomi dan pekerjaan, serta pengembangan indeks HAM.

Kiprah dan Aktivitas Lokataru

Lokataru Foundation dikenal aktif kasih bantuan hukum ke korban pelanggaran HAM, mengkritik kebijakan pemerintah, dan mengeluarkan pernyataan publik tentang isu-isu penting seperti penyalahgunaan kekuasaan hingga korupsi.

Karena sikap kritisnya yang konsisten, organisasi ini sering jadi sorotan dalam dinamika politik dan sosial di Indonesia. Penangkapan Pedro bikin perhatian publik semakin tertuju pada kiprah Lokataru di tengah situasi yang tegang.

Sejak kabar penangkapan ini muncul, banyak pihak yang mempertanyakan dasar hukum dan prosedur yang dipakai. Apalagi, informasi awal menyebutkan aparat tidak menunjukkan surat penangkapan resmi saat menjemput Pedro.

Bagi publik, penangkapan ini bukan cuma tentang satu orang, tapi juga tentang masa depan ruang gerak organisasi masyarakat sipil yang selama ini berperan dalam mengawal demokrasi dan HAM.

Halaman Selanjutnya
Sejak berdiri, Lokataru membawa misi mendorong akuntabilitas HAM baik di lembaga publik maupun swasta, dengan fokus pada riset, advokasi, hingga penguatan kapasitas masyarakat sipil.

MEMBACA  Jika Anda siap untuk mengganti Windows, saya menemukan distribusi Linux yang ideal untuk pengguna baru