Mengamati peluang untuk meningkatkan PDB dalam kebijakan perdagangan Trump: Kepala DEN

Kebijakan proteksionisme perdagangan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah membuka peluang bagi Indonesia untuk mendorong Produk Domestik Bruto (PDB)nya, menurut Kepala Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan. “Dampaknya pada PDB Indonesia berpotensi positif karena dapat meningkatkan persentase PDB kita sebesar 0,8 persen,” katanya pada Indonesia Economic Summit (IES) 2025 di sini pada hari Selasa.

Namun, untuk mencapai peningkatan tersebut, Indonesia harus memanfaatkan peluang dari pergeseran pasar global dan meningkatkan realisasi investasi asing dengan memastikan kemudahan berbisnis, katanya. Kepala lembaga tersebut juga menekankan potensi yang lebih besar untuk peningkatan PDB ketika bisnis dalam negeri mendiversifikasi pasar ekspornya ke lebih banyak negara mitra.

Sementara itu, meskipun Presiden Trump memperketat kebijakan proteksionis, hubungan Indonesia-AS tetap stabil, tegas Pandjaitan. “Presiden (Prabowo) juga telah mengembangkan hubungan baik dengan Presiden Trump, dan dia sedang menyiapkan surat untuk Presiden Trump untuk membahas potensi peningkatan kerjasama bilateral,” tambah kepala DEN tersebut.

Dia juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia dalam upaya untuk memperkuat ekonominya, termasuk ketahanan pangan global, gangguan digital dan kecerdasan buatan, perubahan iklim, persaingan ekonomi, dan dinamika geopolitik.

Kementerian Investasi dan Pengolahan sebelumnya menegaskan kesiapannya untuk menyesuaikan kebijakannya untuk mengurangi kebijakan tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat yang dapat mempengaruhi Indonesia. Menteri investasi Rosan Roeslani mengatakan bahwa mitigasi diperlukan untuk menjaga daya saing ekonomi negara.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 1 Februari 2025, memberlakukan tarif sebesar 25 persen untuk semua komoditas baja dan aluminium yang diimpor. Dia juga memberlakukan tarif sebesar 25 persen untuk semua produk impor dari Kanada dan Meksiko, dan produk dari China dikenakan tarif sebesar 10 persen.

MEMBACA  UI membuka program komputer internasional dan teknik lingkungan

Sebagai langkah balasan, China memberlakukan tambahan tarif sebesar 15 persen untuk produk batu bara dan gas alam cair (LNG) dari AS. Sementara itu, Kanada bernegosiasi untuk menunda tarif selama 30 hari, yang disetujui oleh AS.

Berita terkait: Siap mengantisipasi dampak kebijakan tarif AS, kata pemerintah

Berita terkait: Indonesia siap menghadapi potensi dampak penutupan USAID: Kemlu

Hak cipta © ANTARA 2025