Menerapkan megatren menjadi hal yang sangat penting untuk mewujudkan Visi ASEAN 2045

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menegaskan perlunya menerapkan tren mega digitalisasi dan transisi hijau untuk merealisasikan Visi ASEAN 2045 sebagai salah satu wilayah ekonomi terbesar keempat di dunia.

“Untuk mencapai Visi ASEAN 2045 ini, kita perlu memiliki strategi untuk mengatasi gangguan masa depan, mengembangkan sektor-sektor dengan potensi pertumbuhan tinggi, dan merangkul tren mega, seperti digitalisasi dan transisi hijau,” ujar Wakil Kordinator Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional, Edi Prio Pambudi, pada hari Rabu.

Menurut Pambudi, ASEAN saat ini menghadapi berbagai tantangan multidimensional, seperti ketegangan geo-politik dan geo-ekonomi, teknologi hijau, kecerdasan buatan, populasi yang menua, dan krisis iklim.

Ia juga menyoroti tiga proposal terkait penyusunan Rencana Strategis Pilar Ekonomi ASEAN (AEC Strategic Plan) 2026-2030, yaitu memperkuat ketahanan ASEAN dan koordinasi lintas pilar, merevitalisasi sektor-sektor prioritas ASEAN, serta menguji mekanisme koordinasi lintas pilar dalam sektor transformasi digital dan teknologi.

Ia menyampaikan proposal tersebut dalam pertemuan ke-45 Tim Tugas ASEAN untuk Integrasi Ekonomi (HLTF-EI), di Vang Vieng, Laos, pada 19-21 Februari 2024.

Pambudi menyatakan bahwa untuk memperkuat ketahanan ASEAN dan koordinasi lintas pilar, negara-negara anggota dapat mempertimbangkan pembentukan platform untuk meningkatkan sinergi dan mengidentifikasi tindakan bersama dan kolaborasi antara tiga pilar ASEAN.

Lebih lanjut, ia menekankan perlunya melakukan revitalisasi sektor-sektor prioritas ASEAN, mengingat perubahan-perubahan saat ini dalam lanskap ekonomi.

Dengan demikian, terdapat peluang bagi ASEAN untuk membangkitkan kembali kerja sama dalam sektor-sektor prioritas guna meningkatkan perdagangan dan investasi sambil menghasilkan pertumbuhan yang lebih tinggi.

Selain itu, ia mengatakan bahwa uji coba mekanisme koordinasi lintas pilar dalam sektor transformasi digital dan teknologi harus dilakukan untuk melihat efektivitas dan efisiensi mekanisme tersebut sebelum diterapkan secara luas di sektor-sektor lain.

MEMBACA  Kementerian merancang peta jalan untuk sistem pemerintahan pintar di Nusantara.

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga menyatakan dukungannya terhadap pembentukan Tim Tugas untuk Ekonomi Biru (ACTF-BE) dan rencana pelaksanaan pertemuan ACTF-BE yang pertama yang akan diselenggarakan pada Agustus 2024 sebagai bagian dari pertemuan HLTF-EI ke-46 di Luang Prabang, Laos.

“Seperti yang kita ketahui, AEC Pasca-2025 akan terbentuk dalam konteks baru, dan kita tidak bisa lagi menjalankan bisnis seperti biasa,” tambah Pambudi.

Berita terkait: Indonesia mengundang ASEAN untuk membahas Visi Pasca-2025

Berita terkait: ASEAN, Jepang bermitra dalam inovasi, keberlanjutan

Berita terkait: Menteri Luar Negeri ASEAN akan merekomendasikan Visi 2045 pada KTT ke-43

Penerjemah: Uyu Septiyati Liman, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2024