Menanggapi Pemilihan Kotor, Islah: Penguasa Tidak Selalu Menjadi Negarawan!

Senin, 12 Februari 2024 – 23:43 WIB

Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia, Islah Bahrawi, mengungkapkan pandangannya mengenai polemik film dokumenter “Dirty Vote” yang dirilis akhir pekan lalu.

Berdasarkan pernyataannya, Bahrawi menyatakan bahwa kasus penembakan Brigadir J dan drama Ferdy Sambo disusupi oleh kelompok yang ingin merusak reputasi Polri.

Film dokumenter tersebut telah menuai polemik sejak dirilis akhir pekan lalu.

Berpendapat sebagai Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Bahrawi juga mengungkapkan bahwa setelah menonton “Dirty Vote”, ia teringat pemikiran tokoh-tokoh seperti John Stuart Mill, Timothy Snyder, dan Abu al-A’la al-Ma’arri.

“Inilah petuah mereka: ‘Seorang penguasa adalah seorang Politisi, yang tidak selalu identik sebagai Negarawan. Seorang Politisi terus memikirkan kekuasaan, kemenangan, kekalahan, dan balas dendam’,” ujar Bahrawi dalam cuitan di akun miliknya, Senin (12/2).

Lebih lanjut, Bahrawi menjelaskan bahwa seorang Negarawan selalu meminta rakyatnya menjadi yang terbaik dan tidak memaksa rakyat untuk memujinya sebagai yang terbaik.

Ia juga berpendapat bahwa manusia pada dasarnya tidak pantas menguasai segala yang diinginkannya. Seorang penguasa hanya memiliki kekuasaan selama tidak merampas hak orang lain.

“Namun ketika penguasa telah merampas segalanya, maka orang lain seharusnya tidak wajib mengakui kekuasaannya,” tegas Bahrawi.

Bahrawi menegaskan bahwa terlalu banyak penguasa jahat dan culas yang menyamar sebagai orang saleh, tetapi pada akhirnya akan dikalahkan oleh kebencian massal.

“Ketika seorang penguasa menipu rakyat dengan kata-kata penuh kegembiraan untuk menutupi kejahatannya, maka dia akan terjatuh oleh kemarahan rakyatnya,” tegasnya.

Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI), Islah Bahrawi, juga menyampaikan pendapatnya mengenai film dokumenter “Dirty Vote”.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

MEMBACA  Mengubah judul ini menjadi: "Pilihan Menarik Reksa Dana yang Dapat Menjadi Alternatif Instrumen Investasi"Menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia: "Beragam Reksa Dana Menarik sebagai Alternatif Instrumen Investasi"