Selasa, 2 Desember 2025 – 22:02 WIB
Jakarta, VIVA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI merilis Indeks Bisnis UMKM untuk kuartal ketiga 2025 beserta proyeksi untuk kuartal empat 2025. Hasil survei tunjukkan bahwa aktivitas bisnis UMKM masih berada pada fase ekspansi dengan nilai indeks 101,9. Di waktu yang sama, optimisme pelaku UMKM meningkat, terlihat dari Indeks Ekspektasi Bisnis yang naik menjadi 120,7 pada Triwulan III 2025 dari 116,5 di periode sebelumnya.
Baca Juga :
Digitalisasi Keuangan di Jaringan Toko Kelontong Terus Digeber, CTS dan SRC Bersinergi
Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya, mengatakan ekspansi bisnis UMKM itu didukung oleh kombinasi beberapa faktor. “Harga barang baku yang relatif stabil dan mudah didapat, serta kondisi cuaca yang mendukung mendorong peningkatan produktivitas di sektor pertanian dan hasil tangkapan nelayan,” ujarnya.
Tidak hanya itu, kenaikan harga jual komoditas dari pertanian, peternakan, dan perikanan juga mendorong peningkatan omset di sektor-sektor tersebut. Aktivitas proyek pemerintah dan swasta mendekati akhir tahun turut memberi dorongan signifikan, terutama untuk sektor konstruksi. Selanjutnya, normalisasi aktivitas masyarakat setelah momen Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan libur sekolah juga semakin memperbaiki kinerja UMKM yang beroperasi di sekitar lingkungan kerja dan sekolah.
Baca Juga :
Shopee Rayakan 10 Tahun Berdayakan UMKM, Bisnis Lokal Catatkan Penjualan Lebih dari US$270 Miliar secara Global
Dengan berbagai faktor pendukung tersebut, pelaku UMKM memandang prospek usaha pada kuartal IV-2025 akan lebih baik dibanding kuartal sebelumnya. Hal ini terlihat dari peningkatan Indeks Ekspektasi Bisnis menjadi 120,7 dari 116,5 di Q3-2025, yang menunjukkan keyakinan pelaku usaha terhadap peluang pertumbuhan ke depan semakin kuat.
Namun, kondisi rentabilitas usaha atau kemampuan usaha untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tercatat menurun. Hal ini sejalan dengan penurunan omset usaha dan kenaikan harga barang baku (terutama di sektor industri pengolahan) serta harga barang dagangan (di sektor perdagangan). Kondisi ini menekan volume penjualan dan mengurangi keuntungan usaha, yang tentu dapat berpengaruh pada kemampuan pengusaha UMKM untuk membayar cicilan pinjaman tepat waktu.
Baca Juga :
Baru 24,9 Persen UMKM yang Go Digital, Pelatihan Konten Disebut Bisa Dongkrak Penjualan Berkali-kali Lipat
“Sementara itu, kegiatan investasi masih meningkat sejalan dengan ekspektasi membaiknya kegiatan usaha ke depan. Menjelang kuartal IV-2025, indeks ekspektasi semua komponen menguat karena kemungkinan adanya peningkatan permintaan saat perayaan Natal dan Tahun Baru, belanja pemerintah yang meningkat di akhir tahun, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang tetap baik,” kata Akhmad.
Halaman Selanjutnya
Dari segi sektoral, Indeks Bisnis UMKM secara umum juga masih berada di zona ekspansif, meski beberapa sektor mengalami perlambatan. Sektor konstruksi mencatat kinerja paling kuat (112,0), didukung oleh semakin banyaknya proyek pemerintah dan swasta menjelang akhir tahun.