Jakarta (ANTARA) – Lingkungan merupakan bagian penting dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, cara kita memperlakukan lingkungan memiliki dampak langsung pada kehidupan kita. Dalam kehidupan perkotaan, masalah lingkungan semakin meningkat akibat sejumlah aktivitas masyarakat yang merusak keberlanjutan lingkungan. Pencemaran udara, pencemaran limbah, banjir, dan masalah lingkungan lainnya umum terjadi di daerah perkotaan karena orang tidak menyadari pentingnya melindungi lingkungan. Namun, masalah lingkungan tersebutlah yang mendorong sebagian warga kompleks Telagamurni di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, untuk memperbaiki lingkungan sekitarnya dan menciptakan kehidupan yang lebih baik. Terletak di daerah industri yang padat yang tidak terlalu jauh dari kota metropolitan Jakarta, Telagamurni awalnya merupakan daerah pemukiman yang gersang karena tidak ada pohon dan hanya pencemaran udara dari pabrik-pabrik. Kemudian, ada buangan limbah dari pabrik tekstil dan baja yang mencemari air dan sering kali memengaruhi kualitas air di daerah tersebut. Namun sekarang, daerah pemukiman ini telah menjadi hijau dan sangat nyaman untuk ditinggali. Sunyoto adalah salah satu warga di daerah tersebut yang melakukan penghijauan dengan menanam berbagai jenis tanaman di sekitar rumahnya. Dia percaya bahwa dengan menjaga rumah dan lingkungan sekitar tetap indah dan hijau, pada dasarnya setiap orang sedang berusaha mewujudkan impian membangun kehidupan yang lebih baik. “Dengan melindungi lingkungan, lingkungan itu sendiri akan, pada gilirannya, melindungi manusia,” katanya saat berbicara dengan ANTARA di taman dekat rumahnya pada hari Sabtu. Keyakinan ini mendorong Sunyoto untuk mendorong warga lain di daerah tersebut untuk menanam pohon di sekitar rumah mereka. Sunyoto mengatakan bahwa awalnya tidak mudah meyakinkan tetangganya untuk bergerak \”hijau\” karena kebanyakan dari mereka adalah pekerja pabrik yang lebih memilih istirahat daripada melakukan kegiatan lain setelah bekerja. Namun, Sunyoto terus membangun pemahaman di antara tetangganya tentang pentingnya melindungi lingkungan dan manfaat yang bisa dirasakan dari lingkungan yang bersih dan indah. Seiring waktu, upayanya membuahkan hasil dengan semakin banyak tetangga menanam tanaman di pekarangannya. Dahulu menjadi zona gersang, kompleks perumahan Telagamurni di desa Telagamurni, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, kini hijau dengan tanaman. (ANTARA/Katriana) Keamanan pangan Saat ini, halaman hampir setiap rumah di daerah pemukiman dihiasi dengan tanaman. Selain tanaman hias seperti pakis, aglaonema, sansevierias, dan tanaman hias lain yang dipercaya mampu menyerap lebih banyak polusi, warga juga menanam tanaman rimpang seperti jahe, kunyit, dan lengkuas, yang dikenal karena khasiat obatnya. Selain itu, warga menanam tanaman pangan seperti cabai dan tomat, serta pohon-pohon seperti jambu, mangga, pepaya, dan lainnya. Menanam tanaman seperti itu tidak hanya mempercantik lingkungan di sekitar rumah, tetapi juga menambah nilai karena tanaman ini dapat membantu warga memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini terutama terjadi di tengah lonjakan harga pangan selama Ramadan dan kondisi ekonomi yang semakin tidak pasti. Menanam tanaman pangan di pekarangan bisa menjadi solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. Heni adalah salah satu warga yang menggunakan pekarangannya yang minimalis untuk menanam banyak jenis tanaman pangan. Selain beberapa tanaman hias, dia menanam cabai, tomat, dan pepaya di halaman belakang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Ketika tanaman cabai dan tomat berbuah, Heni memetiknya untuk dimasak. “Saya merasa sangat bahagia karena saya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dari tanaman yang saya tanam di pekarangan saya,” katanya. Selain penghijauan, beberapa warga di kompleks juga membudidayakan ikan lele di sekitar rumah mereka. Salah satunya adalah Didik, yang membudidayakan ikan lele di pekarangannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan pendapatannya. Dia tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membudidayakan ikan lele karena dia mendapatkan pakan dari limbah tanaman dan makanan. Pengolahan limbah Mempertahankan keberlanjutan lingkungan tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, warga di Telagamurni tidak hanya menanam tanaman dan pohon, tetapi juga mendaur ulang limbah agar limbah rumah tangga yang dihasilkan setiap hari tidak mencemari lingkungan. Upaya daur ulang limbah juga dapat memberikan nilai tambah pada ekonomi. Sebagai bagian dari pengolahan limbah, setiap warga didorong untuk memisahkan limbah menjadi organik dan anorganik. Warga didorong untuk mengumpulkan limbah organik dalam wadah, yang dipindahkan ke lokasi yang telah ditentukan di setiap lingkungan di daerah tersebut. Warga yang mengumpulkan limbah organik biasanya menerima buku tabungan, dan tabungan yang terkumpul bisa ditukar dengan uang. Uang tersebut dapat membantu meningkatkan pendapatan mereka. Limbah organik yang terkumpul kemudian diolah oleh warga setempat menjadi pupuk, yang mereka jual atau gunakan untuk memupuk tanah di pekarangan mereka. Sementara itu, sebagian limbah anorganik yang dikumpulkan oleh warga, seperti tutup botol dan wadah plastik, diolah menjadi barang kerajinan, seperti bunga, vas, tas, dan kursi. Selain mendaur ulang limbah tanaman dan limbah plastik menjadi barang-barang bernilai baru, warga juga mengubah limbah minyak goreng bekas menjadi produk bernilai baru, seperti sabun. Dengan menanam tanaman dan pohon serta mengolah limbah menjadi produk bernilai, warga di kompleks Telagamurni tidak hanya berhasil menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan ekonomi berkelanjutan dan meningkatkan keamanan pangan. Kompleks perumahan ini telah beberapa kali meraih penghargaan “Desa Hijau Terbaik” — di tingkat kecamatan, kabupaten, dan nasional. Semoga semangat yang sama untuk melestarikan lingkungan akan menggerakkan masyarakat di daerah lain di seluruh Indonesia untuk bertindak. Berita terkait: Tebet Eco-Park muncul sebagai oasis di Jakarta yang sibuk Terkait berita: Antara taman dan kebun di Jakarta Editor: Rahmad Nasution Hak Cipta © ANTARA 2024