MBG Dapur Diinstruksikan untuk Sumber Pasokan Makanan dari Petani Kecil dan UMKM

Jakarta (ANTARA) – Badan Gizi Nasional (BGN) mendorong dapur-dapur yang ikut dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) untuk bermitra dengan petani kecil dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk persediaan bahan makanan mereka.

“Saya mengingatkan SPPG, para mitra, dan yayasan publik untuk tidak cuma bergantung pada pemasok bermodal besar untuk bahan makanan MBG. Mereka harus libatkan petani kecil, UMKM, dan koperasi,” ujar Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, menyebut dapur MBG dengan nama resminya, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Menurut pernyataan resmi yang diterima pada Senin, Deyang menyampaikan masalah ini dalam rapat evaluasi MBG di Jombang, Jawa Timur, yang menekankan keluhan dari petani kecil dan UMKM yang ingin berpartisipasi dalam program ini.

Wakil kepala badan tersebut mengatakan bahwa petani kecil dan UMKM sering kali tidak dilibatkan dalam rantai pasok MBG karena birokrasi dan persyaratan perizinan yang terlalu rumit.

“Tolong, jangan mempersulit mereka dengan meminta NPWP, SIB, atau lainnya,” katanya.

Deyang, yang menjabat sebagai ketua pelaksana tim koordinasi antar kementerian untuk pelaksanaan MBG, mengingatkan SPPG bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menekankan untuk lebih melibatkan petani kecil, UMKM, dan koperasi dalam program ini.

Selain itu, program makan gratis untuk anak sekolah ini dirancang untuk mendongkrak kegiatan ekonomi daerah dan menekan inflasi. Dengan melibatkan UMKM dan petani kecil sebagai pemasok MBG, pasokan pangan bisa meningkat, yang pada akhirnya membantu menurunkan harga, tuturnya.

“Berikan mereka kesempatan untuk berpartisipasi sebagai pemasok untuk program MBG,” ujar wakil kepala badan itu.

Ia berharap dengan pemahaman ini, lebih banyak SPPG akan bermitra dengan petani kecil dan UMKM untuk program MBG. “Jangan ikut (dalam program) dengan pola pikir yang semata-mata berorientasi bisnis,” tambah Deyang.

MEMBACA  Kembalinya Momentum Partai Demokrat ke Pemerintahan

Presiden Prabowo memandang program MBG sebagai alat strategis untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045 dan delapan misi intinya, atau Asta Cita, dengan meningkatkan gizi dan merangsang ekonomi lokal.

Sejak diluncurkan pada 6 Januari tahun ini, program ini, melalui lebih dari 15 ribu SPPG, telah menjangkau sekitar 44 juta warga, termasuk anak sekolah, balita, ibu menyusui, dan ibu hamil, bergerak menuju target 82,9 juta penerima manfaat pada Maret 2026.

Berita terkait: Wapres RI Soroti MBG dan Ketahanan Pangan dalam Pembicaraan Bilateral G20

Berita terkait: Menteri: Makanan Bergizi Gratis Dongkrak Ekonomi Rakyat

Berita terkait: BGN Latih 7.000 Penjamah Makanan Sulsel untuk Tingkatkan Keamanan MBG

Penerjemah: Tri Meilani Ameliya, Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025