\”ASEAN telah menjadi kontributor positif bagi perdamaian, stabilitas regional, dan kemakmuran bersama. Oleh karena itu, saya mengundang Tiongkok untuk mendukung sentralitas ASEAN dan mendukung berbagai mekanisme ASEAN,\” Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mendorong Tiongkok untuk berkontribusi dalam mempertahankan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di wilayah Indo-Pasifik.
Marsudi menyampaikan hal ini pada Pertemuan Konferensi Menteri Pasca-Ministerial ASEAN-China (PMC) di Vientiane, Laos, pada hari Jumat.
\”ASEAN telah menjadi kontributor positif bagi perdamaian, stabilitas regional, dan kemakmuran bersama. Oleh karena itu, saya mengundang Tiongkok untuk mendukung sentralitas ASEAN dan mendukung berbagai mekanisme ASEAN,\” ujarnya dalam pernyataan tertulis dari kantornya.
Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi, Marsudi memuji Tiongkok atas menjadikan Semangat Bandung sebagai referensi untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional.
Menteri tersebut menyoroti bahwa semangat solidaritas telah diungkapkan sejak Konferensi Asia-Afrika 1955 sambil menekankan bahwa hal tersebut menjadi semakin penting saat ini, terutama di tengah situasi global saat ini.
\”Kecurigaan dan saling tidak percaya adalah faktor utama yang mengganggu (orang dari membangun) pemahaman bersama. Komitmen bersama kita untuk menjaga dialog agar tetap menjaga perdamaian dan stabilitas regional sangat diperlukan,\” ungkapnya.
Lebih lanjut, Marsudi menarik perhatian pada isu di Laut China Selatan yang terus membebani hubungan ASEAN-Tiongkok.
Menteri Luar Negeri ASEAN menekankan pentingnya implementasi Deklarasi Perilaku (DoC) dan segera menyelesaikan negosiasi mengenai Kode Perilaku (CoC) sebagai pedoman perilaku di perairan strategis tersebut.
\”Posisi Indonesia konsisten. Semua klaim harus diselesaikan secara damai melalui dialog langsung antara pihak-pihak yang berkepentingan,\” tegas Marsudi.
Selain itu, ia menyatakan bahwa kemitraan ASEAN-Tiongkok terus berkembang dan memberikan manfaat bersama selama lebih dari tiga dekade.
Tahun lalu, angka perdagangan ASEAN-Tiongkok mencapai hampir 20 persen dari total perdagangan ASEAN dan sepertiga dari total investasi yang masuk ke Asia Tenggara.
Berdasarkan \”Laporan Survei Asia Tenggara\” dari ISEAS Yusof Ishak pada tahun 2024, menteri menyoroti bahwa persepsi masyarakat Asia Tenggara terhadap Tiongkok sebagai mitra ekonomi yang paling berpengaruh dan kekuatan politik strategis di wilayah tersebut.
Tahun lalu, Tiongkok menyatakan dukungannya terhadap Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik (AOIP), termasuk dengan berkomitmen untuk 25 proyek konkret senilai US$28,75 miliar, yang diumumkan dalam Forum Indo-Pasifik ASEAN di bawah kepemimpinan Indonesia.
\”ASEAN siap untuk terus bekerja sama dengan Tiongkok untuk memastikan terwujudnya proyek-proyek konkret ini dan mengembangkan kerja sama lainnya dalam empat pilar prioritas AOIP,\” ujar Marsudi.
Pertemuan PMC ASEAN-Tiongkok mengadopsi pernyataan bersama tentang meningkatkan kerja sama dalam aksi kemanusiaan penanganan ranjau.
Berita terkait: Masa depan ASEAN tergantung pada peningkatan perlindungan hak asasi manusia: Menteri Luar Negeri
Berita terkait: Akan mendukung peran Malaysia dalam menyelesaikan isu Myanmar: Indonesia
Penerjemah: Yashinta Difa, Resinta Sulistiyandari
Editor: Arie Novarina
Hak cipta © ANTARA 2024