Manuver Trump sebagai Tantangan bagi Pemerintahan Prabowo, Membangun Kekuatan Melalui Diplomasi Geopolitik

Jakarta, VIVA – Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto saat ini menghadapi ujian berat karena manuver Presiden AS Donald Trump terkait perang dagang. Gaya diplomasi Prabowo ke para pimpinan negara jadi perhatian.

Baca Juga :

Pengamat politik sekaligus Direktur Indonesia Political Review (IPR) Iwan Setiawan menilai gerak cepat Prabowo Subianto dalam merespons perang dagang yang dicetuskan Donald Trump sudah benar.

Menurut dia, diplomasi Prabowo ke para pimpinan negara lain seperti kepala negara Asean, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Prancis Emmanuel Macron juga bisa membuka peluang.

Baca Juga :

“Patut kita apresiasi dan dukung. Negara-negara ini juga bisa diusahakan menjadi alternatif pasar ekspor yang lebih stabil dan tidak bergantung pada kebijakan proteksionis negara lain,” kata Iwan, Minggu, 6 April 2025.

Presiden Prabowo Subianto

Baca Juga :

Dia bilang Indonesia bisa meningkatkan kerja sama perdagangan dengan negara-negara di Asia, Eropa, dan Timur Tengah.

Iwan menyebutkan perang dagang yang sudah digaungkan ini juga jadi ujian Pemerintahan Prabowo di tahun pertama kepemimpinannya sebagai RI-1. Namun, ia menyebut perang dagang itu sudah diprediksi jauh-jauh hari oleh Prabowo akan segera terjadi.

“Buktinya, Prabowo sudah menyiapkan strategi ekonomi dan diplomasi yang memperkuat kedaulatan ekonomi dalam negeri, seperti dengan hilirisasi, memperkuat kemitraan dengan negara lain,” jelasnya.

Lebih lanjut, Iwan menuturkan pemerintahan Prabowo saat ini mesti menghadapi ujian perang dagang itu dengan sigap demi kepentingan bangsa Indonesia.

“Pemerintah harus menghadapinya dengan gagah berani demi melindungi kepentingan nasional. Baik itu dengan strategi ekonomi yang matang maupun menggalang kekuatan dengan banyak negara melalui diplomasi,” ujar Iwan.

Halaman Selanjutnya

“Buktinya, Prabowo sudah menyiapkan strategi ekonomi dan diplomasi yang memperkuat kedaulatan ekonomi dalam negeri, seperti dengan hilirisasi, memperkuat kemitraan dengan negara lain,” jelasnya.

MEMBACA  Pemerintah Indonesia memproyeksikan 146,48 juta pemudik Lebaran, turun 24 persen