Sabtu, 4 Mei 2024 – 18:39 WIB
Jakarta – PT Pertamina berencana menghapus Pertalite tahun ini. Namun sebelum resmi dirilis, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, membocorkan bahan bakar penggantinya.
Menko Marves Luhut mengungkapkan, ambisi pemerintah mencampurkan bahan bakar minyak, atau BBM fosil dengan sari tumbuh-tumbuhan, atau menjadi bioetanol bertujuan menekan penggunaan bahan baku dari minyak fosil.
Baca Juga :
Anak Buah Luhut Sebut BYD Bisa Kena Denda Jika Melakukan Hal Ini
Menko Luhut naik mobil taktis yang disopiri Danjen Kopassus Mayjen Djon Afriandi
Saat disinggung mengenai kemungkinan Pertalite diganti dengan BBM jenis bioetanol, Luhut tidak menutup kemungkinan tersebut. Karena tujuannya selain mengurangi minyak fosil, juga meningkatkan kandungan oktan agar lebih ramah lingkungan.
“Harus ke sana larinya,” ujar Luhut dalam acara Jakarta Future Forum: Blue Horizons, Green Growth, dikutip Antaranews, Sabtu 4 Mei 2024.
Lebih lanjut dia menjelaskan, ada banyak alternatif tumbuh-tumbuhan di Indonesia yang bisa diambil sarinya menjadi etanol sebagai campuran bahan bakar, diantaranya jagung, tebu, atau bahkan dari rumput laut.
Bahkan meski Pertalite nantinya akan digantikan dengan bioetanol yang punya oktan lebih tinggi, tapi pemerintah berusaha menyediakan subsidi, dan memperbaiki sistem penerimaan BBM tersebut agar lebih tepat sasaran.
“Ya, tetap subsidi. Lagi kami hitung, supaya begini, targetnya yang kami subsidi adalah orang yang pantas disubsidi,” tuturnya.
Pertamina sejak tahun lalu sudah merencanakan bahwa Pertalite RON 90 yang masuk kategori BBM subsidi akan digantikan dengan Pertamax Green 92 yang memiliki kandungan oktan lebih tinggi.
Munculnya wacana penghapusan Pertalite itu awalnya diungkapkan Direktur Utama Pertama Nicke Widyawati, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI tahun lalu.
Menurutnya, tujuan mengganti Pertalite untuk meningkatkan kadar oktan sudah sesuai dengan aturan Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kehutanan (KLHK), agar lebih ramah lingkungan meski statusnya subsidi.
“BBM subsidi kita naikkan dari RON 90 ke RON 92, karena aturan KLHK oktan number yang boleh dijual di Indonesia minimum 91,” ujar Nicke.
Baca Juga :
Luhut Kaji Subsidi BBM Bioetanol, Disiapkan Jadi Pengganti Pertalite?
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang Toxic ke Pemerintahanmu
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan untuk tidak membawa orang ‘toxic’ atau bermasalah ke kabinet presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto.
VIVA.co.id
3 Mei 2024