Jakarta (ANTARA) – Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, telah menekankan pentingnya membangun kesiapsiagaan terhadap bencana, terutama gempa bumi, mengingat lokasi Indonesia di Cincin Api.
Meskipun tidak ada teknologi untuk memprediksi waktu pasti terjadinya gempa bumi, upaya mitigasi harus dilakukan dengan disiplin dan komprehensif, demikianlah yang disampaikan olehnya.
“Ketika bencana terjadi, kita harus memiliki peralatan dan personel yang siap, sudah melakukan edukasi mitigasi, evakuasi, termasuk peralatan medis,” ujarnya di Istana Presiden pada hari Jumat sebagai tanggapan terhadap gempa bumi di Bengkulu pada pagi Jumat.
Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di Lingkaran Api Pasifik, rangkaian gunung berapi di sepanjang Samudera Pasifik, yang dikenal sebagai wilayah paling aktif secara geologis di dunia.
Hal ini membuat Indonesia rentan terhadap banyak bencana alam seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami, kata Hadi.
Oleh karena itu, ia menekankan perlunya menjaga peralatan mitigasi bencana dan meningkatkan kesadaran institusi dan individu untuk meningkatkan rencana mitigasi.
Ia mengatakan bahwa kesiapsiagaan terhadap bencana mirip dengan menyiapkan pemadam kebakaran. Meskipun tidak ada yang mengharapkan kebakaran terjadi, pemadam kebakaran perlu dipelihara dan disiapkan.
Ketika suatu peralatan tidak digunakan dan dipelihara dalam waktu lama, maka ia akan berhenti berfungsi, tambahnya.
Hadi mengatakan bahwa kesiapsiagaan terhadap bencana adalah tugas bersama yang membutuhkan disiplin dari individu dan institusi.
Untuk menegakkan disiplin dalam kesiapsiagaan, ia menyoroti perlunya dukungan anggaran yang memadai.
“Ini kembali ke pendapatan negara. Kesadaran wajib pajak sangat penting untuk mendanai mitigasi bencana secara optimal,” ujarnya.
Pada pagi Jumat, gempa bumi berkekuatan 6,3M di Bengkulu merusak setidaknya 140 rumah.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempa bumi tersebut berpusat di laut pada kedalaman 10 kilometer tanpa potensi untuk memicu tsunami.
Getaran kuat yang berlangsung selama 2–3 detik juga dirasakan di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara.
Translator: Andi Firdaus/Genta Tenri, Resinta S
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025