Jumat, 7 November 2025 – 20:14 WIB
Jakarta, VIVA – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons informasi bahwa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta diduga merupakan siswa yang menjadi korban perundungan atau bullying. Dia menegaskan bahwa kabar tersebut masih sedang didalami oleh kepolisian.
"Untuk saat ini, salah satu yang sedang melakukan operasi adalah terduga pelaku. Untuk motifnya, memang saat ini sedang kita dalami berbagai macam informasi. Tentunya akan kita kumpulkan supaya menjadi satu informasi yang bulat pada saat diinformasikan," ucap Listyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 7 November 2025.
Listyo menambahkan bahwa pihaknya sudah mengantongi identitas terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta. Namun, dia belum bisa menjelaskan secara rinci terkait identitas tersebut.
"Untuk terduga pelaku saat ini sudah kita dapatkan. Anggota sedang melakukan pendalaman terkait dengan identitas pelaku, kemudian juga lingkungan pelaku, termasuk rumah dan hal-hal lain yang sedang kita dalami," kata Listyo.
Siswa SMAN 72 Jakarta yang selamat dari ledakan di masjid sekolah
Foto: ANTARA/Mario Sofia Nasutin
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, ledakan tersebut diduga berasal dari bom rakitan atau bom molotov yang dibawa oleh seorang siswa yang sering menjadi korban perundungan.
Salah satu siswa kelas XI bernama Sela mengungkapkan bahwa ledakan terjadi sesaat setelah khotbah Jumat selesai dan sebelum iqamah dimulai. Saat itu, para siswa, guru, dan staf sekolah sedang bersiap untuk melaksanakan salat berjemaah.
“Tadi saya lihat ada tiga jenis bom, dan hanya dua yang meledak. Saya berada di selasar masjid dan tidak terkena. Baju saya kotor karena menolong teman,” ujar Sela.
Ia menambahkan, ada tiga jenis bom yang ditemukan di lokasi, dan dua di antaranya meledak. Dugaan sementara, bom-bom tersebut dibawa oleh salah satu siswa yang merasa sering dirundung oleh teman-temannya.
“Saya menduga siswa ini ingin balas dendam dan bunuh diri,” tambah Sela.
Menurut Sela, tidak ada tanda-tanda mencurigakan sebelum kejadian. Kegiatan sekolah pada pagi hari berjalan normal, bahkan siswa sempat mengikuti program lingkungan Adiwiyata seperti biasa.
“Kami tadi ikut kegiatan Adiwiyata di pagi hari,” jelasnya.
Halaman Selanjutnya
Sumber: Istimewa