Jakarta (ANTARA) – Kementerian Lingkungan Hidup Indonesia menemukan bahwa sebagian besar sungai di negara itu tercemar, dengan semua titik pantau di tiga provinsi menunjukkan kontaminasi.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan bahwa pemantauan kualitas air pada semester pertama tahun 2025 mencakup 4.480 titik di 1.480 sungai. Hasilnya menunjukkan bahwa 70,7 persen dalam keadaan tercemar sedang.
“Hanya 29,3 persen yang memenuhi standar baku, biasanya terletak di hulu sungai,” kata Nurofiq di Jakarta pada Sabtu.
Dia mencatat bahwa pencemaran ditemukan di setiap titik pantau di Jakarta, Kepulauan Riau, dan Papua Selatan. Khususnya air sungai di Jakarta, dinilai berbahaya jika dikonsumsi.
Nurofiq menambahkan bahwa lima daerah aliran sungai (DAS) prioritas — Citarum, Ciliwung, Cisadane, Bengawan Solo, dan Brantas — menunjukkan tren pencemaran yang semakin memburuk di semua segmen.
Menteri menekankan bahwa pemerintah wajib menurut peraturan yang ada untuk menyusun Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Kualitas Air Sungai (RPPMA) bersama pemerintahan daerah. Namun, sejauh ini baru tiga rencana seperti itu yang telah selesai.
Dia mendesak pemerintah daerah untuk menangani masalah ini dengan serius, menyerukan aksi terkoordinasi untuk memulihkan dan menjaga sungai-sungai nasional.
“Lingkungan yang bersih dan sehat adalah hak setiap warga negara, seperti dijamin oleh undang-undang,” ujar Nurofiq. “Mari kita pulihkan sungai-sungai yang bersih di seluruh tanah air kita.”
Berita terkait: Indonesia’s water woes impact life, food security: minister warns
Berita terkait: Indonesia, UAE team up to combat river plastic pollution
Penerjemah: Resinta Sulistiyandari
Editor: Anton Santomo
Hak Cipta © ANTARA 2025