Mataram (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Indonesia melaporkan bahwa 7.676 keluarga, atau lebih dari 30.000 orang, terdampak banjir di Kota Mataram dan sekitarnya di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Ahmadi, Kepala BPBD NTB, menyebutkan pada Senin bahwa enam kecamatan di kota ini—Sandubaya, Mataram, Cakranegara, Sekarbela, Selaparang, dan Ampenan—terkena dampak.
"Ada 15 orang terluka dan 520 mengungsi. Pendataan masih berlangsung terkait korban jiwa dan hilang," katanya.
Ahmadi menjelaskan, hujan sedang hingga lebat pada Minggu, dimulai sekitar jam 2 sore waktu setempat, menyebabkan sungai di Mataram meluap dan membanjiri permukiman.
Banjir tersebut menghanyutkan puluhan mobil, mencabut pohon, dan meruntuhkan tembok pembatas tempat pembuangan sampah terpadu Sandubaya ke jalan dekatnya.
"Kondisi perlahan kembali normal. Tim kami sedang membersihkan puing-puing sisa banjir," tambah Ahmadi.
Dia mengimbau masyarakat untuk berhati-hati di luar ruangan dan tidak membuang sampah ke saluran air guna mencegah banjir saat musim hujan. Warga juga disarankan tetap waspada terhadap hujan deras tiba-tiba dan angin kencang.
Menurut BMKG, curah hujan di Mataram mencapai 4,2 miliar liter.
Nuga Putrantijo, Kepala Stasiun Klimatologi NTB, menyatakan hujan lebat harian diklasifikasikan hingga 100 mm per hari, sementara hujan ekstrem per jam melebihi 50 mm per jam.
Berita terkait: Kementerian salurkan bantuan ke korban banjir pesisir Jakarta Utara
Berita terkait: Pemerintah kirim bantuan untuk korban banjir dan longsor di Halmahera Selatan
Penerjemah: Sugiharto Purnama, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025