Kwik Kian Gie Meninggal Dunia, Simak 6 Warisan Pemikiran Sang Ekonom Legendaris

Selasa, 29 Juli 2025 – 11:42 WIB

Jakarta, VIVA – Ahli ekonomi dan politikus Indonesia, Kwik Kian Gie, meninggal dunia pada Senin malam, 28 Juli 2025 pukul 22.00 WIB di RS Medistra, Jakarta. Kabar duka ini disampaikan oleh mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, serta dikonfirmasi oleh politikus PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira.

Baca Juga:
Ekonom Senior Kwik Kian Gie Tutup Usia

Kwik menghembuskan napas terakhir di usia 90 tahun, setelah dua bulan dirawat karena gangguan pencernaan.

Kepergian Kwik bukan hanya kehilangan bagi dunia politik, tapi juga dunia pemikiran ekonomi Indonesia. Sebagai mantan Menko Ekuin di era Presiden Gus Dur dan Kepala Bappenas di era Presiden Megawati, Kwik dikenal sebagai tokoh ekonomi yang berintegritas, vokal, dan selalu membela rakyat kecil.

Baca Juga:
Rencana IPO COIN Jadi Sorotan, Ini Alasannya

Berikut 6 warisan pemikiran Kwik Kian Gie yang masih relevan hingga kini.

1. Ekonomi Harus Berpihak pada Rakyat Kecil
Kwik konsisten menekankan bahwa kebijakan ekonomi harus menguntungkan masyarakat bawah, bukan hanya elite atau korporasi besar.

2. Kritik Terhadap Liberalisasi Ekonomi yang Kebablasan
Ia menentang anggapan bahwa pasar bebas bisa menyelesaikan semua masalah. Negara harus mengontrol sektor penting agar kesenjangan tidak melebar.

3. Ekonomi Kerakyatan Sebagai Fondasi
Terinspirasi dari Keynesian Economics, Kwik percaya pada peran negara dalam perlindungan sosial dan pemberdayaan UMKM.

4. Pendidikan dan Kemandirian Bangsa
Kwik aktif di dunia pendidikan, mendirikan SMA Erlangga dan ikut membangun Prasetiya Mulya, karena ia yakin kemandirian ekonomi dimulai dari pendidikan.

5. Politik Beretika dan Ekonomi yang Transparan
Ia menolak politik transaksional dan selalu mendorong transparansi dalam pengelolaan anggaran negara.

MEMBACA  Bagaimana Cara Pengguna Mobil Listrik Hyundai Bisa Mendapatkan Harga Pengisian Baterai Lebih Murah?

6. Nasionalisme Ekonomi di Era Globalisasi
Bagi Kwik, nasionalisme ekonomi bukan berarti menutup diri, tapi menjaga kedaulatan agar tidak dikuasai asing.

Kwik Kian Gie bukan hanya ekonom, tapi juga pendidik dan nasionalis sejati. Di tengah politik yang pragmatis, ia tetap menjadi suara yang tegas dan berintegritas.

Selamat jalan, Kwik Kian Gie.

Halaman Selanjutnya:
2. Kritik Terhadap Liberalisasi Ekonomi yang Kebablasan