Jakarta (ANTARA) – Badan Gizi Nasional (BGN) Indonesia mengusulkan ke Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah agar pelajaran gizi dimasukkan ke kurikulum nasional.
"Tujuan utamanya adalah menciptakan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing," kata Ikeu Tanziha, ahli gizi di BGN, pada Sabtu.
Dia menekankan bahwa pendidikan gizi terstruktur di tingkat sekolah sangat penting untuk membangun pemahaman menyeluruh tentang gizi sejak dini.
"Gizi bukan cuma tentang makanan, tapi tentang masa depan. Anak yang paham gizi akan tumbuh sehat, berpikir kritis, dan berkontribusi untuk bangsa," tambahnya.
Menurut Tanziha, sekolah adalah tempat ideal untuk menyebarkan ilmu gizi secara sistematis. Pendidikan gizi awal bisa membantu siswa paham hubungan antara makanan, kesehatan, dan kebugaran, serta mendorong pilihan hidup lebih sehat.
Dia menjelaskan, kurikulum yang diusulkan akan mencakup topik penting seperti dasar-dasar gizi, kelompok makanan dan porsi yang tepat, peran nutrisi dalam tubuh, serta dampak kebiasaan makan buruk.
Pendidikan gizi, katanya, juga bisa membantu cegah masalah kesehatan seperti obesitas dan diabetes dengan promosikan diet seimbang.
"Siswa juga bisa dapat keterampilan praktis, seperti memasak dan berkebun, yang bisa diterapkan sehari-hari," ujarnya.
Tanziha berharap integrasi gizi ke kurikulum akan tingkatkan sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam promosikan kebiasaan makan sehat.
Sebagai lembaga yang mengawasi kebijakan gizi, BGN telah luncurkan beberapa inisiatif edukasi, termasuk konten di platform seperti YouTube.
BGN juga sedang jalankan program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menyasar balita, ibu hamil dan menyusui, serta pelajar hingga SMA untuk tingkatkan status gizi.
Berita terkait: Indonesia dorong bantuan gizi untuk ibu hamil tekan stunting
Berita terkait: Program makan gratis penting untuk tingkatkan gizi: BGN
Penerjemah: Andi Firdaus, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025