Sabtu, 8 November 2025 – 12:22 WIB
Jakarta, VIVA – Data dari WHO (World Health Organization) tahun 2022 menyebutkan lebih dari 2 juta perempuan di dunia didiagnosa mengidap kanker payudara.
Baca Juga :
Di Indonesia sendiri, data terbaru Global Cancer Observatory melaporkan jumlah kasus baru kanker payudara mencapai lebih dari 66 ribu. Tren ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak terjadi dan menjadi tantangan besar bagi kesehatan perempuan di Indonesia. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Di sisi lain, meskipun angkanya cukup tinggi, bukan berarti kanker payudara tidak bisa disembuhkan. Semakin cepat terdeteksi, semakin tinggi juga peluang untuk sembuh.
Baca Juga :
Peluang Sembuh Jauh Lebih Tinggi, Ini Kunci Utama Penanganan Kanker Payudara
Sayangnya, kesadaran masyarakat tentang deteksi dini masih rendah. Banyak yang baru periksa saat gejala sudah parah atau dalam stadium lanjut.
Dokter Spesialis Bedah Onkologi, Dr. dr. Agus Sutarman SpB. Subsp Onk (K). SH. MH. MARS, menegaskan bahwa kanker payudara adalah kasus kanker nomor satu terbanyak pada wanita di Indonesia.
Baca Juga :
Kanker Payudara Penyebab Kematian Tertinggi Wanita, Tapi Tingkat Kesembuhannya 90 Persen
“Kanker payudara tidak hanya menyerang usia lanjut tapi juga usia muda. Tapi, ini bisa dicegah dengan melakukan SADARI (perikSA payuDAra sendiRI) secara rutin dan disiplin, serta SADANIS (perikSA payuDAra kliNIS) dengan tenaga medis,” ujar dr Agus dalam keterangannya, dikutip Sabtu 8 November 2025.
Menurutnya, kanker payudara bisa disembuhkan jika ditemukan sejak dini dan ditangani dengan tepat dan cepat, sehingga harapan untuk sembuh dan hidup akan tinggi.
“Untuk itu, kami mengimbau untuk melakukan SADARI 7-10 hari setelah menstruasi hari pertama,” ungkapnya.
Direktur Unicharm, Sri Haryani, setuju dengan penjelasan dokter Agus. Menurutnya, kunci deteksi dini kanker payudara adalah SADARI.
“SADARI direkomendasikan untuk dilakukan 7 hingga 10 hari setelah hari pertama menstruasi. Kami percaya bahwa menstruasi dan pencegahan kanker payudara punya hubungan yang erat,” kata Sri.
Dokter Agus dan Sri Haryani membahas topik ini dalam edukasi periksa payudara sendiri bertema “Ayo SADARI Setelah Menstruasi”. Edukasi ini diberikan bertahap pada mahasiswi dari beberapa universitas di Jakarta selama Oktober 2025, bertepatan dengan Bulan Kesadaran Kanker Payudara Sedunia.
Halaman Selanjutnya
Edukasi deteksi dini kanker payudara ini diberikan ke lebih dari 15 ribu perempuan di seluruh Indonesia, khususnya Gen Z dan Gen Alpha. Mulai dari siswi SMP, SMA, mahasiswi, pihak swasta, organisasi wanita, dan komunitas lain baik secara online maupun offline.