Kriteria yang Ditentukan TNI bagi Komandan Pasukan Perdamaian Indonesia di Gaza

Jakarta (ANTARA) – Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyatakan bahwa perwira yang akan memimpin pasukan penjaga perdamaian untuk dikirim ke Gaza harus memenuhi beberapa kualifikasi penting, termasuk keahlian diplomasi militer yang kuat.

“Komandan harus memiliki kapasitas untuk diplomasi militer dan komunikasi strategis,” kata Kepala Biro Penerangan TNI Mayor Jenderal Freddy Ardianzah dalam pernyataan ke ANTARA dari Jakarta pada Selasa.

Dia menambahkan bahwa pasukan penjaga perdamaian Indonesia membutuhkan pemimpin yang berpengalaman di luar negeri, terutama dalam misi penjaga perdamaian internasional.

“Syarat selanjutnya adalah komandan memiliki rekam jejak bertugas dalam misi internasional atau menyelesaikan program pelatihan di luar negeri,” jelasnya.

Ardianzah mengatakan pengalaman seperti itu sangat penting untuk memastikan bahwa kontingen penjaga perdamaian yang direncanakan dapat beroperasi secara terkoordinasi dan efektif di Gaza.

Dia juga menekankan pentingnya pengalaman dalam operasi gabungan TNI, karena pasukan Gaza akan terdiri dari tiga brigade gabungan yang berasal dari Angkatan Darat (TNI AD), Angkatan Laut (TNI AL), dan Angkatan Udara (TNI AU).

Dia mengkonfirmasi bahwa TNI telah memulai proses seleksi untuk posisi pimpinan dan beberapa perwira bintang tiga telah masuk dalam daftar pendek. Dia menolak untuk mengungkapkan nama-namanya.

“TNI telah memilih beberapa kandidat, tetapi pengangkatan akhir komandan pasukan penjaga perdamaian menunggu keputusan pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” katanya.

Persiapan untuk misi ini mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto kepada TNI untuk bersiap menghadapi kemungkinan operasi penjaga perdamaian yang dimandatkan oleh PBB.

Beliau telah beberapa kali menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengerahkan 20.000 tentara ke Gaza, termasuk selama Sidang ke-80 Majelis Umum PBB di New York pada September lalu. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin juga telah mengonfirmasi rencana penempatan tersebut.

MEMBACA  Pemerintah Alokasikan Rp1 Triliun untuk Media, Hensat: Menjaga Demokrasi

Pada 24 November, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengumumkan bahwa pasukan penjaga perdamaian yang akan datang akan dipimpin oleh seorang perwira bintang tiga.

“Persiapan kontingen penjaga perdamaian telah memasuki tahap seleksi, dan rencana kami adalah seorang jenderal bintang tiga yang akan memimpin pasukan tersebut,” ujarnya saat rapat dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta.

Dia menambahkan bahwa pasukan itu akan terdiri dari tiga brigade gabungan, yang masing-masing terdiri dari batalyon medis, batalyon insinyur konstruksi, batalyon dukungan, dan batalyon dukungan mekanis. Sebuah tim pendahuluan akan mensurvei kondisi di Gaza terlebih dahulu sebelum pasukan penjaga perdamaian diterjunkan.