Sabtu, 1 November 2025 – 00:02 WIB
Jakarta, VIVA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan bahwa mereka telah meminta keterangan dari beberapa pihak dalam penyelidikan dugaan kasus korupsi yang terkait dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh di lingkungan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Baca Juga:
Prabowo Bilang Negosiasi Tarif AS Nol Persen Masih Berlangsung
“Tentunya pihak-pihak yang diduga mengetahui detail perkara ini,” ujar Juru Bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, pada hari Jumat.
Baca Juga:
Pria di Jepang Ditangkap Polisi karena Curi Ribuan Sepeda
Budi menjelaskan bahwa KPK melakukan permintaan keterangan dari pihak-pihak tersebut untuk mendapatkan informasi dan konfirmasi yang dapat membantu mengungkap kasus ini. Dia mengatakan bahwa sejauh ini belum ada pihak yang tidak kooperatif saat dipanggil untuk dimintai keterangan.
Baca Juga:
Kronologi Onad Ditangkap Kasus Narkoba, Berawal dari Penangkapan Pria di Sunter
“Sejauh ini pihak-pihak yang sudah diundang dan dimintai keterangan semuanya kooperatif. Ya, ini merupakan langkah positif dalam penyelidikan perkara ini,” katanya.
Meskipun begitu, Budi menyatakan bahwa KPK belum bisa memberikan informasi lebih lanjut mengenai materi yang sedang diselidiki dari para pihak tersebut.
“Saat ini kami belum bisa menyampaikan detail lengkapnya karena ini memang masih dalam tahap penyelidikan. Namun, kami pastikan bahwa penyelidikan perkara KCIC ini masih terus berproses,” ujarnya.
Sebelumnya, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya pada 14 Oktober 2025, yaitu Mahfud MD Official, mengungkapkan adanya dugaan tindak pidana korupsi dalam bentuk penggelembungan anggaran atau mark up di proyek Whoosh.
“Menurut perhitungan pihak Indonesia, biaya per satu kilometer kereta Whoosh itu 52 juta dolar Amerika Serikat. Namun, di China sendiri, hitungannya hanya 17-18 juta dolar AS. Naik hampir tiga kali lipat,” katanya.
Dia melanjutkan, “Ini siapa yang menaikkan? Uangnya ke mana? Naik tiga kali lipat. 17 juta dolar AS, menjadi 52 juta dolar AS per kilometer di Indonesia. Nah itu mark up. Harus diteliti siapa yang dulu melakukan ini.”
Pada 16 Oktober 2025, KPK mengimbau Mahfud MD untuk membuat laporan mengenai dugaan korupsi dalam proyek Whoosh. Setelah itu, Mahfud MD dan KPK saling merespons mengenai hal tersebut. Hingga pada 26 Oktober 2025, Mahfud menyatakan siap dipanggil KPK untuk memberikan keterangan terkait dugaan korupsi Whoosh.
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, KPK pada 27 Oktober 2025, mengumumkan bahwa dugaan korupsi terkait Whoosh sudah naik ke tahap penyelidikan sejak awal tahun 2025. (Ant)