Jakarta (ANTARA) – Menteri Sosial Syaifullah Yusuf menyatakan bahwa pihaknya akan bekerjasama dengan Gubernur Jakarta Pramono Anung untuk memberikan bantuan komprehensif dan dukungan pemulihan bagi korban ledakan sekolah di Kelapa Gading yang terjadi pada Jumat (7 November).
"Kami (Kemensos dan Pemprov DKI) akan bagi tugas," ujar Yusuf usai menjenguk korban yang dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, Minggu.
Dia menjelaskan bahwa Kementerian akan memberikan bantuan lanjutan setelah korban menyelesaikan perawatan medis awal, termasuk rehabilitasi, program pemulihan, dan jika diperlukan, inisiatif pemberdayaan untuk membantu mereka membangun kembali kehidupan.
Yusuf juga mencatat bahwa Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah hadir setiap hari di rumah sakit untuk memastikan siswa yang terdampak mendapat dukungan medis dan psikologis yang tepat.
"Prosesnya akan berlanjut ke tahap-tahap berikutnya," tuturnya.
Menteri mengapresiasi profesionalisme staf medis di RSIJ Cempaka Putih, dan menambahkan, "Para dokter sudah bekerja sama, dan kami sangat menghargai mereka."
Sebelumnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung menegaskan bahwa Pemprov DKI akan menanggung semua biaya pengobatan untuk korban ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Semua biaya rumah sakit akan ditanggung oleh pemerintah provinsi, di manapun korban dirawat," tegasnya.
Dia menekankan bahwa langkah ini menunjukkan tanggung jawab pemerintah untuk memastikan semua korban mendapat perawatan medis yang lengkap.
"Semuanya akan menjadi tanggungan kami," tambahnya, seraya menyebut kepolisian saat ini sedang menyelidiki penyebab ledakan.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya melaporkan lebih dari 50 orang terluka dalam kejadian tersebut.
"Data kami mencatat 54 korban dengan luka ringan hingga sedang, beberapa di antaranya sudah diizinkan pulang," kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Asep Edi Suheri.
Berita terkait: [Tautan berita 1]
Berita terkait: [Tautan berita 2]
Penerjemah: Mario, Kenzu
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025