Jakarta (ANTARA) – Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi menyatakan bahwa masyarakat Indonesia berharap program Koperasi Desa Merah Putih dapat memberdayakan ekonomi akar rumput.
“Koperasi Desa Merah Putih adalah harapan masyarakat untuk menjadi alat dalam perjuangan ekonomi mereka—untuk meningkatkan kesejahteraan dan mendorong pembangunan desa di seluruh Indonesia,” ujarnya saat jumpa pers usai acara Hari Koperasi Nasional ke-78 di kantor kementeriannya di Jakarta, Sabtu.
Setiadi menekankan bahwa program ini bukan sekadar inisiatif biasa, tapi upaya untuk menciptakan solusi nyata atas masalah sosial yang terus berlanjut.
Dia menyoroti dua tantangan besar yang bisa diatasi melalui gerakan koperasi: kemiskinan pedesaan dan angka stunting yang tinggi. Dengan keterlibatan aktif koperasi desa, kedua masalah ini bisa dikurangi, sehingga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan seimbang tercapai.
“Kemiskinan masih meluas di desa, dan kesenjangan ekonomi antara kota dan desa masih besar. Karena itu, kami ingin koperasi berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya.
Menurut data terbaru, ekonomi pedesaan hanya menyumbang 14 persen terhadap PDB nasional, sisanya berasal dari perkotaan. “Makanya, kita butuh distribusi ekonomi yang lebih merata,” tambahnya.
Hingga 2024, Indonesia memiliki 131.617 koperasi aktif dengan hampir 30 juta anggota. Volume bisnisnya mencapai Rp214 triliun, menyumbang sekitar satu persen terhadap PDB nasional.
Saat ini, sekitar 80.500 desa dan kelurahan telah membentuk Koperasi Desa Merah Putih melalui musyawarah desa khusus.
Lebih dari 77 ribu koperasi telah mendapat status hukum dari Kemenkumham. Sementara itu, 103 koperasi ditetapkan sebagai model percontohan nasional.
Koperasi desa rencananya mulai beroperasi setelah peluncuran nasional oleh Presiden Prabowo Subianto pada 19 Juli 2025.
Pemerintah menargetkan operasional penuh pada Oktober 2025 agar koperasi dapat memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat lokal.
*Translator: Baqir, Aziz Kurmala
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025*