Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi I DPR, Sukamta, mengingatkan risiko konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja yang bisa mengganggu stabilitas dan keamanan di Asia Tenggara secara keseluruhan.
“Yang paling saya khawatirkan adalah gangguan terhadap stabilitas regional ASEAN,” ujarnya dalam pernyataan yang dirilis di Jakarta pada Sabtu.
Namun, ia berpendapat bahwa konflik ini tidak akan berdampak langsung ke Indonesia, mengingat negara kita tidak berbatasan langsung dengan kedua pihak yang bertikai.
Politisi itu menekankan pentingnya semua negara ASEAN memperkuat solidaritas untuk meningkatkan ketahanan regional terhadap konflik dan dampak ekonominya.
“Kawasan ASEAN punya nilai strategis tinggi – kaya potensi ekonomi dan sumber daya alam yang menarik bagi negara-negara besar. Karena itu, hubungan rapuh antarnegara ASEAN bisa membuat kawasan rentan terhadap konflik proxy,” jelas Sukamta.
Ia berharap ketegangan antara Thailand dan Kamboja tidak semakin meluas dan kedua negara bisa segera mencapai kesepakatan gencatan senjata.
“Perlu dicatat, meski kedua negara sering bertikai seperti ini, sejarah membuktikan mereka selalu berhasil meredakan ketegangan dan memulihkan perdamaian dengan cepat,” katanya.
Dengan begitu, ia yakin Thailand dan Kamboja akan menemukan solusi damai, karena mereka paham betul dampak buruk perang yang berkepanjangan.
Sukamta juga mendorong pemerintah Indonesia proaktif menjembatani perdamaian antara kedua negara melalui jalur bilateral maupun multilateral.
“Jika perlu, Indonesia bisa mengusulkan pertemuan ASEAN khusus untuk membahas penyelesaian damai konflik Thailand-Kamboja,” sarannya.
Sebelumnya, pada Jumat, Duta Besar Kamboja untuk PBB, Keo Chhea, menyatakan negaranya menuntut gencatan senjata langsung tanpa syarat.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan Bangkok akan mempertimbangkan gencatan senjata asalkan berdasarkan “kondisi di lapangan yang tepat.”
Berita terkait: Indonesia unaffected by Thailand-Cambodia clash: minister
Berita terkait: Anticipate Thailand-Cambodia conflict fallout, govt urged
Penerjemah: Melalusa S, Tegar Nurfitra
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak Cipta © ANTARA 2025