Senin, 29 Juli 2024 – 06:16 WIB
Pringsewu – Insiden berdarah terjadi di Dusun Saribumi, Gadingrejo, Pringsewu, Lampung, dengan tewasnya Feri Handika (37). Korban Feri tewas dibunuh oleh keponakannya sendiri bernama Arfan Gunawan (27).
Baca Juga :
Israel Kembali Tembaki Pengungsian di Gaza, 30 Orang Tewas
Pelaku dan korban diketahui tinggal dalam berdampingan dalam lingkungan pondok pesantren.
Tragedi berdarah itu terjadi di depan rumah pelaku. Darah korban yang bercecer masih terlihat di lokasi kejadian pada Sabtu, 27 Juli 2024. Garis polisi sudah terpasang di lokasi.
Isti korban, Warsina (27), menceritakan saat kejadian, suaminya sempat berlari ke masjid yang berjarak sekitar 30 meter dari lokasi pembacokan untuk minta pertolongan. Ketika itu, pelaku Arfan terus mengejar korban.
Baca Juga :
Bejat! Nenek di Simalungun Cabuli Cucunya dan Rekam Korban saat Telanjang
Menurut dia, saat kejadian, dia melihat suaminya dibacok-bacok dengan sebilah pisau.
\”Saya melihat dari jendela rumah, suami saya dianiaya dengan brutal. Dia sudah berlari, tetapi tetap dikejar oleh pelaku. Kejadian itu berlangsung sangat cepat,\” jelasnya dengan mata berkaca-kaca.
Baca Juga :
Kaesang Umumkan Istrinya Kuliah di University of Pennsylvania, Netizen: Flexing Ya
Pelaku pembacokan di Lampung
Warsina menjelaskan sebelum kejadian, suaminya sempat menggeber-geber motor. Diduga hal itu memicu pelaku marah lantaran anak dari Arfan sedang tidur. \”Pelaku tampaknya sangat marah dan mengamuk dengan senjata tajam,\” jelasnya.
Warsina mengaku terpukulnya dengan kejadian itu. Ia kini mesti bisa menghidupi dua anaknya yang masih kecil tanpa sang suami tercinta.
Lebih lanjut, dia menambahkan hubungan antara suami dan pelaku memburuk dalam beberapa bulan terakhir. \”Sejak beberapa bulan lalu, hubungan mereka kurang harmonis. Suami saya meninggalkan dua anak kecil yang kini tidak memiliki ayah. Kami berharap pelaku dihukum seadil-adilnya,\” ujar Warsina.
Paman korban, Ansori, turut menyampaikan kesedihannya. Dia menuturkan pelaku dan korban hubungannya dekat karena sebagai keponakan serta paman.
\”Korban sempat menggeber-geber motornya, dan pelaku yang sedang mengupas kelapa merasa terganggu oleh suara tersebut. Ketegangan ini memicu pembunuhan,\” jelas Ansori.
Halaman Selanjutnya
Warsina mengaku terpukulnya dengan kejadian itu. Ia kini mesti bisa menghidupi dua anaknya yang masih kecil tanpa sang suami tercinta.