Kamis, 31 Juli 2025 – 20:16 WIB
Jakarta, VIVA – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamen Ekraf) Irene Umar mengungkapkan cerita menarik yang menunjukkan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Prancis di sektor mode bukan hal baru.
Baca Juga:
Dari Boolao hingga Desainer Prancis Pukau JF3 2025 dengan Karya Futuristik
Dalam sambutannya di Seminar Fesyen dan Kerajinan yang diadakan di Institut Français Indonesia (IFI) Thamrin, Jakarta, Irene menyebut nama seniman kontemporer Indonesia, Eko Nugroho, sebagai contoh sukses kerja sama internasional. Scroll untuk info lebih lanjut!
“Kolaborasi Prancis dan Indonesia di dunia mode udah lama. Eko Nugroho bahkan bekerja sama dengan Louis Vuitton sejak 2013,” kata Irene.
Baca Juga:
Verrell Bramasta Kasih Rp100 Juta Buat UMKM dan Seniman Lokal di Tiga Kota Ini
Menurutnya, ini bukti bahwa karya seni dan mode Indonesia bisa bersaing di industri fashion global.
Baca Juga:
Indra Bekti Rela Jadi Bagong Dua Tahun Demi Majukan Budaya Indonesia
Irene juga bilang putri Eko Nugroho mengikuti jejak ayahnya sebagai seniman dan baru meluncurkan karya kolaborasi dengan teknologi AI.
“Kalau keahlian bertemu inovasi, hasilnya pasti spektakuler. Semoga kita bisa bikin lebih banyak ‘kembang api’ buat dunia,” ujarnya.
Acara ini hasil kerja sama Kedubes Prancis di Indonesia lewat IFI, JF3 Fashion Festival, dan LAKON Indonesia. Ini jadi puncak program inkubator mode PINTU yang berjalan sejak 2022.
Program PINTU melibatkan banyak pihak, seperti desainer, pengrajin, dan pelaku industri dari Indonesia dan Prancis. Irene menekankan potensi besar kerajinan Indonesia.
“Kerajinan kita istimewa karena budaya hidup dalam keseharian. Generasi muda harus paham, yang mereka pakai bukan cuma kain, tapi identitas,” ucapnya.
Menurutnya, program seperti PINTU bisa jadi new engine of growth bagi ekonomi kreatif Indonesia.
“Pertukaran talenta dan co-creation bisa bawa kerajinan Indonesia ke dunia,” tambahnya.
Irene juga apresiasi program PINTU yang membuka banyak peluang.
“PINTU artinya ‘pintu’. Program ini membuka akses bagi yang ingin lestarikan budaya dan tampil di panggung nasional maupun internasional,” tegasnya.
Seminar ini dihadiri ratusan peserta dari Indonesia dan Prancis, menunjukkan semangat kolaborasi kedua negara di industri kreatif berbasis budaya.
Halaman Selanjutnya
Program ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti desainer, pengrajin, pendidik, hingga pelaku industri dari Indonesia dan Prancis. Irene juga menggarisbawahi potensi besar yang dimiliki industri kerajinan Indonesia.