Sabtu, 15 November 2025 – 16:11 WIB
VIVA – Mubaligh Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah memberikan sorotan terhadap kedekatan Presiden Prabowo Subianto dengan Raja Yordania Abdullah II ibn Al Hussein.
Baca Juga:
Kenakan Baret Merah, Raja Yordania Beri Hormat dan Peluk Prabowo Sebelum Pulang
Dalam pernyataannya, ia menggambarkan hubungan mereka sebagai ikatan pribadi yang tumbuh jauh sebelum mereka menjadi pemimpin negara.
“Kedekatan ini mulai terjadi pada tahun 1980-an, saat Prabowo yang waktu itu masih seorang perwira muda, bertemu dengan Pangeran Abdullah di Fort Benning, Georgia, Amerika Serikat. Mereka berdua menjalani latihan militer yang sama dan berbagi nilai-nilai dasar korps seperti disiplin, kesetiaan, dan keberanian. Ikatan yang terbentuk pada masa itu kemudian membentuk hubungan mereka hingga saat ini,” kata Gus Miftah dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu 15 November 2025.
Baca Juga:
Prabowo Kenang ‘Hijrah’ ke Yordania saat Masa-masa Sulit di Depan Raja Abdullah II
Hubungan ini, lanjut Miftah, terus berlanjut setelah pendidikan militer. Ketika Prabowo menghadapi masa sulit pada tahun 1998, Yordania, di bawah Raja Hussein, memberikan tempat baginya untuk tinggal. Raja Abdullah II kemudian mengenang bagaimana ayahnya menerima Prabowo bukan hanya sebagai tamu, tetapi sebagai “saudara”.
Baca Juga:
Puji Program Swasembada Pangan Prabowo, Titiek Soeharto Tegaskan Perkuat Ketahanan Nasional
Sekarang, ketika keduanya sudah memimpin negara masing-masing, ikatan pribadi yang terbentuk puluhan tahun lalu menjadi modal diplomatik yang kuat. Pertemuan Prabowo dan Raja Abdullah II, baik di Amman pada April 2025 maupun di Jakarta pada November 2025, disebut bukan sekadar agenda kenegaraan, tetapi pertemuan dua sahabat lama yang kini menduduki posisi strategis.
Kunjungan Raja Abdullah II ke Jakarta baru-baru ini menunjukkan kehangatan itu. Pertukaran penghargaan tertinggi antara Indonesia dan Yordania menjadi simbol kedekatan yang melampaui hubungan bilateral resmi. Gestur Raja Abdullah II yang sempat menyetir langsung mobil Prabowo saat di Amman juga disebut Gus Miftah sebagai bukti hubungan yang lebih personal.
Dalam konteks geopolitik, terutama terkait krisis Gaza, kedekatan kedua pemimpin ini dinilai mempunyai dampak yang besar. Indonesia dan Yordania sama-sama berada di barisan depan dalam mendukung hak rakyat Palestina untuk merdeka. Menurut Gus Miftah, hubungan pribadi itu memungkinkan koordinasi yang lebih solid dalam mendorong solusi damai.
Kerjasama kedua negara juga meluas ke bidang pertahanan. Saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo menghadiri konferensi tanggap darurat Gaza di Yordania pada Juni 2024. Dalam kesempatan itu, ditandatangani nota kesepahaman untuk pengembangan sumber daya manusia dan latihan militer bersama. Gus Miftah menilai langkah ini sebagai diplomasi yang “melestarikan nilai-nilai lama yang baik” sambil “menerapkan nilai-nilai baru yang lebih baik.”
Halaman Selanjutnya
“Hubungan Prabowo dan Raja Abdullah II memperlihatkan bagaimana hubungan personal dapat memperkuat kerjasama antar negara. Ikatan yang terbentuk sejak muda di barak militer itu kini menjadi jembatan bagi kepentingan bersama, termasuk upaya menjaga perdamaian di kawasan,” pungkasnya.