loading…
Naomi Hilya dan Shanelle Callista Hendra, dua mahasiswi semester tujuh dari jurusan Desain Fashion di BINUS University. Foto/BINUS.
JAKARTA – BINUS University tidak hanya mencetak para ahli di bidang teknologi, tetapi juga banyak melahirkan pengusaha muda yang berbakat di industri kreatif.
Contohnya adalah Naomi Hilya dan Shanelle Callista Hendra, yang bahkan saat masih kuliah sudah berani meluncurkan fashion brand mereka sendiri bernama SANANE. Bagaimana sih perjalanan mereka?
Awal Mula Fashion Brand SANANE
Cerita SANANE berawal dari sebuah tugaz kuliah. Daripada hanya mengerjakan untuk nilai, mereka malah menekuni ide itu dan mengubahnya menjadi brand yang siap dipasarkan.
Baca juga: 10 Jurusan yang Mulai Ditinggalkan dan 6 Prodi Primadona Baru dari Ahli Harvard
“Awalnya kan untuk tugas keberlanjutan, kita bikin clutch dari denim daur ulang,” cerita Naomi. “Di awal kita masih coba-coba, termasuk dengan produk sustainable. Tapi setelah tes pasar, ternyata yang lebih laku justru produk ready to wear. Walaupun SANANE akhirnya berkembang jadi merek ready to wear, kami tetap berkomitmen untuk mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan ke dalam setiap langkah kami ke depannya,” katanya, melalui siaran pers, Sabtu (18/10/2025).
Bagi Naomi dan Shanelle, keputusan untuk memilih Entrepreneurship Track menjadi titik balik yang penting. Awalnya, mereka sempat mempertimbangkan untuk magang di rumah mode atau jadi asisten desainer. Tapi setelah merasakan kelas-kelas kewirausahaan, termasuk seminar dan bimbingan mingguan, mereka jadi yakin untuk melangkah lebih jauh.
Dengan adanya bimbingan yang intensif, mahasiswa bisa menguji ide bisnis mereka sejak dini dan belajar menghadapi kenyataan pasar. Bagi BINUS University, ini adalah bentuk dukungan nyata agar mahasiswa tidak hanya jadi pekerja, tapi juga pencipta lapangan kerja.
Unik Karena Detail Payet dan Pemberdayaan Perempuan
SANANE hadir dengan identitas yang jelas, yaitu tank top kasual yang dihiasi dengan aplikasi payet berwarna-warni. Tren tank top memang sudah populer di media sosial, tapi mereka melihat ada celah khusus di Jakarta.
“Kalau polos saja kan membosankan, jadi kita tambahkan elemen-elemen ini supaya tetap casual, tapi ada sesuatu yang berbeda,” jelas Shanelle.