Kisah Demonstran Gen-Z Nepal: Bangga Tumbangkan Pemerintah Korup, Meski Dibayar Peluru

Demonstran Gen-Z Nepal merasa bangga telah berhasil menggulingkan pemerintahan yang korup, meskipun mereka sempat ditembaki oleh pasukan polisi. Foto: The Himalayan Times/Skanda Gautam

KATHMANDU – Seorang mahasiswa bernama Aditya Rawal sedang berada di luar gedung Parlemen Nepal bersama ratusan demonstran Gen-Z lain ketika tiba-tiba terdengar suara tembakan. 14 orang terjatuh di depannya. Mereka sedang berdemonstrasi menentang korupsi yang merajalela pekan lalu.

Salah satu yang jatuh adalah teman kampusnya. Saat dia berlari untuk membantu—sambil mengangkat tangan—peluru juga mengenai dirinya.

“Saya pernah dengar bahwa kalau kita angkat kedua tangan, mereka tidak akan nembak,” kata Rawal, mahasiswa 22 tahun yang bekerja sebagai pemasar digital, kepada AFP dari tempat tidurnya di Rumah Sakit Layanan Sipil di Kathmandu.

“Tapi sayalah yang jadi target mereka,” ujarnya.

Setidaknya 72 orang meninggal dalam kerusuhan yang dimulai pada 8 September, ketika protes dari kaum muda yang disebut “Gen-Z” menentang larangan pemerintah terhadap media sosial.

“Sudah banyak protes di Nepal yang dilakukan oleh orang tua, tapi dalam protes Gen-Z kami, mereka malah pakai senjata,” kata Rawal pada Senin (15/9/2025).

Sehari kemudian, protes semakin meluas didorong oleh kekhawatiran ekonomi dan kemarahan terhadap korupsi pemerintah.

Perdana Menteri Sharma Oli akhirnya menyerah dan mengundurkan diri. Gedung Parlemen dan beberapa gedung pemerintahan utama dibakar massa, sebelum akhirnya militer berhasil mengambil alih kendali negara.

Kerusuhan ini merupakan yang terburuk sejak berakhirnya perang saudara selama sepuluh tahun dan penghapusan sistem kerajaan pada tahun 2008.

MEMBACA  Tingkatkan Layanan untuk Peserta, ASABRI Link Hadir di 1.900 Lokasi