Senin, 29 Desember 2025 – 19:37 WIB
Jakarta, VIVA – Kinerja komunikasi publik Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI), Ditjen Pendidikan Islam, Kementerian Agama, menunjukkan tren yang makin kuat sepanjang periode 23 Desember 2024 sampai 23 Desember 2025.
Baca Juga :
Pemerintah Tambah 280 Starlink untuk Korban Bencana Sumatera
Hal ini terlihat dari tingginya eksposur di media, luasnya jangkauan informasi, serta dominasi sentimen positif dalam percakapan publik di media daring dan media sosial.
Berdasarkan hasil pemantauan media (media monitoring) dan analisis percakapan digital (social listening), Direktorat PAI tercatat dapat 229 penyebutan di berbagai kanal digital. Penyebutan itu berasal dari media daring nasional dan lokal, serta berbagai platform media sosial seperti Facebook, Instagram, YouTube, dan TikTok.
Baca Juga :
2 Tantangan Serius yang Mengancam Masa Depan Media Nasional
Dari total tersebut, jangkauan media sosial mencapai sekitar 2,2 juta akun unik, dengan tingkat keterlibatan publik atau engagement sekitar 9.000 interaksi.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menilai pencapaian ini menunjukkan efektifitas komunikasi kebijakan pendidikan Islam yang semakin baik dan terarah.
Baca Juga :
KPK: Kadis Bekasi jadi Salah Satu pemilik HP yang Jejak Komunikasinya Dihapus
“Data ini memperlihatkan bahwa kebijakan dan program pendidikan Islam makin dikenal, dipahami, dan mendapat perhatian luas dari masyarakat. Ini menjadi indikator penting bahwa upaya kami dalam membangun komunikasi publik yang terbuka dan partisipatif berjalan dengan baik,” ujar Suyitno di Jakarta, Senin (29/12/2025).
Kinerja komunikasi publik Ditjen Pendidikan Agama Islam
Menurut Suyitno, komunikasi publik bukan cuma penyampaian informasi, tetapi juga bagian dari tanggung jawab pemerintah dalam membangun kepercayaan dan memastikan kebijakan berdampak nyata bagi masyarakat.
“Kami menempatkan komunikasi sebagai instrumen strategis untuk menjembatani kebijakan dengan kebutuhan publik. Informasi harus sampai secara utuh, tidak terpotong, dan dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Hasil analisis sentimen menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen percakapan publik bernada positif, sementara sentimen negatif berada pada kisaran yang sangat kecil dan bersifat insidental.
Sentimen positif tersebut banyak berkaitan dengan program strategis Direktorat PAI, antara lain Pendidikan Profesi Guru (PPG) PAI, PAI Fair 2025, penguatan literasi dan asesmen keagamaan, serta berbagai program peningkatan mutu madrasah dan pendidikan tinggi keagamaan Islam.
Analisis emosi publik juga memperlihatkan dominasi emosi apresiasi dan optimisme, tanpa adanya indikasi emosi negatif yang bersifat masif, seperti ketakutan atau resistensi. Hal ini menandakan stabilitas reputasi Direktorat PAI di ruang publik.
Halaman Selanjutnya
Direktur Pendidikan Agama Islam, M. Munir, menyampaikan bahwa capaian positif tersebut tidak terlepas dari konsistensi Direktorat PAI dalam mengomunikasikan kebijakan dan program secara berkelanjutan.