Rabu, 24 September 2025 – 09:19 WIB
New York, VIVA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut agenda transisi ke energi hijau adalah suatu penipuan dan bisa berakhir dengan kegagalan suatu negara.
Baca Juga:
Prabowo Bantah Trump, Tegaskan Ancaman Perubahan Iklim Nyata
“Saya bilang, kalau kamu tidak cepat-cepat keluar dari penipuan energi hijau ini, negara kamu akan gagal,” kata Trump saat berbicara di sesi ke-80 Sidang Majelis Umum PBB di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa.
Trump menuduh peringatan PBB pada tahun 1989 bahwa dalam satu dekade, pemanasan global akan membuat negara-negara lenyap sebagai sesuatu yang tidak pernah terjadi.
Baca Juga:
Momen Prabowo Dapat Delapan Kali Tepuk Tangan saat Pidato di Sidang Umum PBB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Sidang Majelis Umum PBB
Dia juga menyinggung isu pendinginan global di tahun 1920-an dan 1930-an terkait klaim bahwa pendinginan global akan menghancurkan dunia.
Baca Juga:
Isi Pidato Lengkap Prabowo di Sidang Umum PBB: Bicara Kolonialisme, Peran PBB hingga Ancaman Perubahan Iklim
“Lalu mereka bilang pemanasan global yang akan menghancurkan dunia. Tapi kemudian suhu mulai turun lagi. Jadi sekarang mereka menyebutnya ‘perubahan iklim’, karena dengan nama itu, mereka tidak mungkin salah,” tambahnya.
Menyerukan agar tidak ada lagi istilah “pemanasan global” atau “pendinginan global” karena istilah-istilah tersebut hanyalah ramalan yang dibuat oleh PBB dan pihak lain dengan motif tidak baik—dan semuanya salah.
“Ramalan-ramalan ini dibuat oleh orang-orang bodoh yang membuat negara mereka kehilangan kekayaan, dan tidak memberi kesempatan untuk sukses,” ujarnya.
“Dan saya tidak bilang ini untuk sombong, tapi emang benar. Saya benar tentang semuanya. Dan saya katakan, kalau kalian tidak segera keluar dari penipuan energi hijau ini, negara kalian akan gagal,” tambahnya menekankan.
Trump, yang berbicara pada urutan ketiga, melebihi waktu yang ditetapkan PBB. Setiap negara hanya diberi waktu 15 menit, namun dia berbicara lebih dari 50 menit.
Trump juga tidak menghiraukan lampu merah yang berkedip di depannya—pertanda waktu bicara sudah habis.
Presiden Prabowo juga hadir dan menyampaikan pidato pada sesi Sidang Umum dan berbicara pada urutan ketiga setelah Presiden Brasil dan Presiden AS Donald Trump.
Menteri Sekretariat Kabinet Teddy Indra Wijaya menyebut kehadiran Prabowo menjadi momen penting bagi Indonesia untuk menegaskan peran aktif di forum multilateral tertinggi dunia. (Ant)
Halaman Selanjutnya
“Ramalan-ramalan ini dibuat oleh orang-orang bodoh yang membuat negara mereka kehilangan kekayaan, dan tidak memberi peluang untuk sukses,” ujarnya.