Keyakinan terhadap Kitab-Kitab Allah Menurut Prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah

Sedang dimuat…

Kitab yang paling agung di antara sekian banyak kitab-kitab itu adalah tiga kitab yaitu; Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Ilustrasi: SINDOnews

Ahlus Sunnah wal Jamaah berjalan dengan prinsip-prinsip yang kokoh dan jelas dalam keyakinan, tindakan, dan perilaku mereka. Semua prinsip ini berasal dari kitab Allah dan Sunah Rasul-Nya, serta ajaran yang dipegang teguh oleh para pendahulu umat seperti para sahabat, tabi’in, dan pengikut setia mereka.

“Prinsip-prinsip ini dijelaskan dalam butir-butir berikut,” tulis Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Rahmat Al-Arifin Muhammad bin Ma’ruf berjudul “Prinsip-Prinsip Akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah” (IslamHouse).

Prinsip pertama: Beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, dan Takdir baik dan buruknya.

Kali ini kita akan membahas tentang keimanan kepada Kitab-kitab-Nya. Menurut Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan, ini berarti mempercayai keberadaan kitab-kitab Allah beserta semua isinya yang berupa petunjuk dan cahaya, dan juga mempercayai bahwa Allah-lah yang menurunkan Kitab-kitab tersebut sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia.

Selanjutnya, kitab yang paling agung di antara sekian banyak kitab-kitab tersebut adalah tiga kitab yaitu; Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan di antara ketiga kitab tersebut, Al-Qur’an merupakan yang teragung, sebagai mukjizat yang luar biasa.

Allah berfirman:

قُلْ لَئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنْسُ وَالْجِنُّ عَلَى أَنْ يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرً

“Katakanlah (hai Muhammad): ‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya walaupun sesama mereka saling bahu-membahu.” [ QS Al-Israa’/17 : 88].

Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kalam (firman) Allah, bukan makhluk, baik huruf maupun maknanya.

MEMBACA  Kepolisian Jerman menemukan gudang senjata dalam penggerebekan terhadap tersangka pengedar narkoba

Berbeda dengan pendapat golongan Jahmiyah dan Mu’tazilah, yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk baik huruf maupun maknanya.

Dan berbeda pula dengan pendapat Asy’ariyah dan yang serupa, yang menganggap bahwa kalam (firman Allah) hanya memiliki makna, sedangkan huruf-hurufnya adalah makhluk.

Bagi Ahlus Sunnah Wal Jamaah, kedua pendapat tersebut tidak benar, berdasarkan firman Allah:

وَإِنْ أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلَامَ اللَّهِ

“Dan jika ada seorang dari kaum musyrikin meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia, hingga ia mendengar kalam Allah (Al-Qur’an).” [ QS At Taubah/9 : 6].

يُرِيدُونَ أَنْ يُبَدِّلُوا كَلَامَ اللَّهِ

“Mereka ingin mengubah kalam Allah.” [ QS Al Fath/48 : 15].

Dalam ayat-ayat tersebut, jelas disebutkan bahwa Al-Qur’an adalah Kalam Allah, bukan kalam selain-Nya.

(mhy)