Senin, 2 Juni 2025 – 01:00 WIB
Jakarta, VIVA – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa yakin bahwa generasi muda Indonesia bisa jadi pelopor kemandirian finansial dan berkontribusi buat masa depan negara.
Baca Juga:
Suku Bunga Simpanan Bank Naik Periode Mei 2025, Bos LPS Wanti-wanti Ini
Karenanya, dia ajak lebih dari 1.300 siswa SMA untuk kembali budaya menabung dan edukasi tentang pentingnya mengelola keuangan sejak dini.
“Anak muda Indonesia punya potensi besar. Mereka cepat adaptasi, terbuka sama teknologi, dan semangat belajar tinggi. Yang perlu sekarang adalah pengetahuan cara ngatur keuangan yang benar sejak sekolah,” ujarnya saat buka LPS Putih Abu-Abu Financial Festival 2025 di Sasana Kriya, TMII, Jakarta, Senin, 2 Juni 2025.
Baca Juga:
LPS Pangkas Tingkat Penjaminan Bunga Bank Umum dan BPR, Ini Pertimbangannya
Ilustrasi asuransi/menabung dan mengelola keuangan.
Purbaya bilang, kebiasaan kecil kayak catat pengeluaran, sisihkan uang jajan, dan kenal produk keuangan aman bakal bantu bentuk perilaku finansial jangka panjang. Kalau dibiasakan sejak muda, pelajar bisa tumbuh jadi generasi yang tidak hanya paham digital tapi juga bijak keuangan.
Baca Juga:
Prabowo Serahkan Nama Calon Deputi Gubernur BI dan LPS ke DPR
“Kalau sejak SMA udah ngerti cara nabung, tahu pentingnya dana darurat, dan paham risiko pinjaman, di usia 25 tahun ke atas mereka bakal lebih siap hadapi kehidupan,” tambahnya.
Dia juga tekankan pentingnya Gen Z dapat pembekalan soal pasar modal dan keuangan. Ini penting karena anak muda sekarang banyak yang tertarik investasi.
“Hampir 50% di pasar modal itu dari anak SMA (Gen Z) yang haus investasi, tapi pengetahuan mereka masih kurang,” katanya.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa.
Data OJK tunjukkan inklusi keuangan pelajar terus naik, tapi kesenjangan literasi masih jadi tantangan.
LPS harap lewat kegiatan ini, pemahaman keuangan pelajar bisa tumbuh sejalan dengan semangat mereka merencanakan masa depan.
“Dengan literasi keuangan yang baik, saya yakin anak muda ini bukan cuma bisa ngatur uang sendiri, tapi juga berkontribusi buat pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tutup Purbaya.
Halaman Selanjutnya
“Hampir 50% di pasar modal itu dari anak-anak SMA (Gen Z) yang mereka haus investasi, tapi pembekalannya masih relatif kurang,” ujarnya.