Rabu, 15 Mei 2024 – 20:55 WIB
Jakarta – Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mendukung ide Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang memberi masukan kepada presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membeli kapal riset dengan alat canggih.
Baca Juga :
Luhut Sarankan Prabowo Beli Kapal Riset dengan Peralatan Canggih
LaNyalla menilai, potensi kekayaan sumber daya ekonomi Indonesia sejatinya bisa semakin optimal melalui berbagai riset yang dilakukan. Namun saat ini anggaran riset Indonesia masih sangat kecil, bahkan masih di bawah Malaysia.
Pemerintah Peroleh Kapal Riset Kelautan
Baca Juga :
Gandeng BRIN, SDGI Accelerator Ditargetkan Lahirkan Inovasi Bisnis Masa Depan
Oleh karena itu, saran Luhut untuk membeli kapal riset dengan alat canggih bisa menjadi langkah tepat bagi Indonesia. Khususnya untuk memetakan kekayaan laut dalam hingga potensi bencana.
“Karena pengembangan potensi sumber daya ekonomi berbanding lurus dengan kemakmuran, terutama potensi di sektor pangan dan kekayaan biodiversity serta alam di darat dan di laut kita,” kata LaNyalla dalam keterangannya yang diterima, Rabu 15 Mei 2024.
Baca Juga :
Megawati Muncul di Pameran Seni Butet, Pakar: Itu Pernyataan Politik yang Paling Keras!
Senator asal Jawa Timur itu menegaskan bahwa riset menjadi salah satu penopang ekonomi dan daya saing bangsa. Menurut LaNyalla, jika Indonesia lambat menyikapi dunia yang kian kompetitif, maka bukan tidak mungkin akan selalu ketinggalan dengan negara lain.
“Faktanya, dalam kajian oleh Research and Development World (2023), Indonesia hanya menempati peringkat ke-34 dari 40 negara. Anggaran riset kita hanya sebesar US$8,2 miliar pada 2022. Rasio anggaran riset terhadap PDB paling rendah,” ujar LaNyalla.
Dikatakannya, Indonesia dengan luas wilayah dan berbagai macam potensi yang dimilikinya, harus didukung dengan anggaran dan peralatan riset yang canggih. Riset, kata LaNyalla, akan menopang pengembangan potensi Indonesia menjadi kekuatan yang dapat berorientasi pada kesejahteraan rakyat.
“Artinya, potensi besar yang dimiliki bangsa ini harus diupayakan untuk dapat berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Bagaimana cara pengembangannya? Kuncinya adalah melalui riset,” kata LaNyalla.
Dalam konteks ketahanan pangan misalnya, selain penguatan dari sisi suplai, distribusi, diversifikasi pangan, juga tidak kalah penting adalah penguatan teknologi pangan, termasuk biotek, yang tentu dihasilkan dari riset. Apalagi Indonesia kerap terdampak anomali cuaca, sehingga diperlukan temuan-temuan bibit pangan yang tahan terhadap cuaca ekstrem.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memberi masukan kepada presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membeli kapal riset dengan alat canggih, khususnya untuk memetakan kekayaan laut dalam hingga potensi bencana.
“Saya akan dorong kepada Pak Prabowo biar ini juga menjadi prioritas,” kata Luhut di sela konferensi pers terkait ekspedisi bersama Indonesia-OceanX, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu, 15 Mei.
Ketua Dewan Penasihat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan
Menurut dia, Pemerintah Indonesia memiliki anggaran untuk membeli kapal eksplorasi untuk riset dengan alat canggih tersebut. Salah satu kapal canggih untuk penelitian itu yakni OceanXplorer, milik lembaga nonprofit eksplorasi kelautan OceanX dengan harga yang diperkirakan mencapai Rp3,5 triliun.
Ia mengungkapkan untuk memiliki kapal riset itu tak harus mewah, namun utamanya dilengkapi peralatan canggih.
“Indonesia harus lebih agresif, tidak bisa harus menunggu, masa negara sebesar kita ini tidak punya kapal untuk penelitian,” katanya.
Halaman Selanjutnya
Dikatakannya, Indonesia dengan luas wilayah dan berbagai macam potensi yang dimilikinya, harus didukung dengan anggaran dan peralatan riset yang canggih. Riset, kata LaNyalla, akan menopang pengembangan potensi Indonesia menjadi kekuatan yang dapat berorientasi pada kesejahteraan rakyat.